Sebab Retensio Plasenta Komplikasi saat Melahirkan dan Risikonya

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 17 Juni 2020 05:50 WIB

Ilustrasi ibu melahirkan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian ibu hamil mengalami komplikasi saat melahirkan, termasuk retensio plasenta. Komplikasi ini adalah adalah tertinggalnya seluruh atau sebagian plasenta di dalam rahim setelah bayi dilahirkan. Biasanya plasenta atau yang dikenal ari-ari akan keluar dari rahim secara alami dalam waktu 30 menit setelah melahirkan.

Retensio plasenta dapat menyebabkan pendarahan berlebih, infeksi, bahkan mengancam jiwa ibu sehingga tak boleh diabaikan. Komplikasi ini termasuk langka terjadi yang hanya memengaruhi sekitar 2-3% persalinan yang terjadi. Penyebabnya adalah placenta adherens, saat rahim berhenti berkontraksi atau tak cukup berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Akibatnya, plasenta pun tetap melekat dengan longgar pada dinding rahim. Ini menjadi retensio plasenta yang paling umum terjadi.

Penyebab lainnya plasenta keluar dari rahim, namun terperangkap di belakang leher rahim atau trapped placenta. Ini umumnya terjadi karena serviks mulai menutup sebelum plasenta dikeluarkan sehingga terjebak di belakangnya. Terakhir penyebab placenta retensio adalah karena plasenta akreta, plasenta yang tumbuh terlalu dalam di dinding rahim, umumnya karena kelainan pada lapisan rahim. Hal ini membuatnya lebih sulit dikeluarkan, bahkan bisa menyebabkan pendarahan hebat.

Ketika plasenta atau ari-ari tetap berada di dalam tubuh, wanita akan menunjukkan gejala sehari setelah melahirkan. Gejala retensio plasenta yang mungkin terjadi, antara lain demam, keluarnya cairan berbau busuk dari vagina yang mengandung banyak jaringan, pendarahan hebat yang terus berlanjut, serta kram dan nyeri perut parah

Retensio plasenta terjadi setelah melahirkan bayi, maka tak akan ada dampak pada si Kecil. Akan tetapi, kondisi ini sangat berisiko bagi ibu. Jika plasenta tak juga dikeluarkan, pembuluh darah tempat melekatnya organ tersebut akan terus mengalami pendarahan. Rahim juga tak akan bisa menutup dengan benar, sehingga menimbulkan risiko kehilangan darah yang parah, bahkan mungkin disertai infeksi. Dalam banyak kasus, pendarahan yang berlebih bisa mengancam jiwa.

Advertising
Advertising

Cara mengatasi retensio plasenta?
Cara mengatasi retensio plasenta tentu saja dengan mengeluarkan seluruh atau sebagian plasenta yang masih tertinggal di rahim. Berikut ini beberapa caranya.

- Dokter akan mengeluarkan plasenta secara manual dengan memasukkan tangan ke dalam rahim. Akan tetapi, metode ini dapat meningkatkan risiko infeksi.

- Dokter juga dapat memberi obat-obatan untuk mengendurkan rahim atau membuatnya berkontraksi sehingga memudahkan tubuh untuk mengeluarkan plasenta. Namun, obat-obatan ini bisa berpengaruh terhadap produksi ASI.

- Dalam beberapa kasus, menyusui juga bisa membantu mengeluarkan plasenta secara efektif. Sebab menyusui dapat merangsang tubuh melepaskan hormon yang mendorong rahim berkontraksi.

- Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk buang air kecil sebab kandung kemih yang penuh terkadang bisa mencegah keluarnya plasenta.

- Prosedur ini merupakan pilihan terakhir karena berisiko menyebabkan komplikasi. Melalui operasi, dokter akan mengangkat seluruh atau sebagian plasenta yang masih tertinggal.

SEHATQ

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

17 jam lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

3 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

8 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

8 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

10 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

10 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

13 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

13 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya