Merasa Boros selama Pandemi? Pakar Bagikan Tips Mengatur Keuangan

Editor

Mila Novita

Rabu, 8 April 2020 08:00 WIB

Ilustrasi keuangan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengimbau masyarakat beraktivitas di rumah untuk mencegah coronavirus disease atau Covid-19 sejak tiga pekan lalu sampai batas waktu yang belum ditentukan. Selama tiga pekan pertama di rumah saja, banyak yang merasa lebih boros, pengeluaran bertambah karena sering top up dompet digital dan belanja di supermarket untuk stok makanan.

Karena pengeluaran yang tak terduga, masyarakat harus bisa mengatur finansial dengan pintar dan efisien agar bisa menjalani masa pandemi corona dengan tenang. Ditambah lagi, kondisi ekonomi yang sedang tidak baik bisa mempengaruhi keuangan keluarga.

Namun, benarkah selama di rumah pengeluaran bertambah? Padahal ada pos yang berkurang, misalnya transportasi menuju tempat kerja dan biaya makan di luar.

Perencana keuangan Ligwina Hananto mengatakan semua harus diperhitungkan dengan ilmu keuangan, bukan dengan perasaan. Jangan jadikan bulan sebelumnya, terutama Februari, sebagai patokan menghitung pengeluaran karena kondisinya berbeda.

"Mulai minggu ini catat ulang dari hari ke hari, apa memang lebih boros atau enggak. Bisa ketahuan ada pos yang besar tapi ada juga yang kecil," ucap Ligwina dalam live Instagram Tips Menjaga Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi yang diadakan Teman Bumil, Selasa, 7 April 2020.

Ilustrasinya akan ada ongkos keuangan yang hilang untuk transportasi seperti bensin dan parkir, belum kalau meeting di luar, masak sendiri lebih kecil bisa sampai seperlima makan di luar. Kemudian belum biaya entertainment juga mesti dicatat ulang.

"Kondisi ekonomi kan sedang nggak baik, tentu penghasilan juga berubah sementara utang cicilan harus dibayar, ditambah dengan pengeluaran rutin. Prioritas pada kebutuhan utama yakni cicilan dan pengeluaran rutin. Sementara tabungan, life data-style, dan social life bisa diturunkan." paparnya.

Jika kondisi dana darurat Anda terbatas, maka bisa menggunakan tabungan yang Anda miliki. Jadi ilustrasinya tabungan(macam-macam jenisnya) adalah kendaraannya, exit-nya mau di mana dulu itu yang disebut dana darurat.

Advertising
Advertising

"Misal untuk persiapan dana darurat di masa sekarang, menjelang lahiran atau pendidikan anak. Pilih produk yang liquid dan risikonya minimal misalnya tabungan, deposito, reksadana dan tabungan emas.

Menurut Ligwina meski secara pekerjaan masih aman namun bukan berarti tidak menyiapkan anggaran darurat, khususnya bertahan 5-6 bulan ke depan. "Kitalah yang menjaga dan mem-protect agar keuangan tetap stabil, catat ulang semua post keuangan," tegasnya.

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

13 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Kesalahan saat Belanja Bahan Makanan yang Bikin Pengeluaran Membengkak

4 hari lalu

Kesalahan saat Belanja Bahan Makanan yang Bikin Pengeluaran Membengkak

Belanja cerdas adalah kunci untuk berhemat. Berikut kesalahan belanja bahan makanan yang biasa terjadi dan bikin pengeluaran lebih banyak.

Baca Selengkapnya

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

5 hari lalu

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

Long Distance Marriage semakin banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia. Simak 5 tips pengelolaan keuangan keluarga.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

6 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

6 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

9 hari lalu

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kenaikan peringkat menjadi BBB dai Fitch Rating. Tak hanya BBB, terdapat jenis peringkat lain.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

10 hari lalu

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

Mendapat lisensi resmi dari OJK pada 2021, izin operasi TaniFund akhirnya dicabut OJK akibat gagal bayar.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

17 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

20 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

25 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya