Efek Wabah Corona, Psikater Ungkap Gejala Psikosomatik

Selasa, 24 Maret 2020 14:30 WIB

Ilustrasi cemas. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk penanggulangan virus corona atau Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan jumlah kasus positif corona sebanyak 579 kasus, pada Senin 23 Maret 2020. Penambahan jumlah kasus tak urung menambah keresahan masyarakat, sedangkan masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik karena bisa berdampak pada imunitas tubuh.

Meski demikian rasa cemas wajar dialami adalah hal yang wajar. Hal tersebut diungkapkan oleh Psikater dan Dokter Spesialis Kejiwaan Andri saat dihubungi Tempo.co, Senin 23 Maret 2020. Menurut Andri di masa sekarang ini ketika kita mendapatkan informasi berita atau gejala virus corona, efek yang ditimbulkan kita merasa tenggorokan agak gatal, nyeri dan merasa agak sedikit meriang meski suhu tubuh normal.

"Kondisi yang kita alami tersebut adalah hal yang wajar dan menjadi reaksi psikosomatik pada tubuh," ungkap Dokter Andri yang praktik di RS Omni Hospitals Alam Sutera ini.

Respon kecemasan yang dialami oleh manusia tidak muncul begitu saja. Mulai dari stres, misalnya karena pekerjaan, keadaan rumah tangga dan apapun kondisi yang kita alami termasuk saat mengalami kondisi seperti saat ini. "Tapi kalau mekanisme adaptasi kita bagus maka stres bisa meningkatkan kemampuan kita mengatasinya. Stres menjadi berlebihan jika terlalu banyak, terlalu sering dan kondisi kita baik fisik dan mental tidak baik," ucap Dokter Andri.

Efeknya di sistem amygdala kita akan merespon dengan mengeluarkan gejala kecemasan. Nah sayangnya kalau gejala kecemasan sudah muncul, otak bagian depan sudah tidak lagi bisa berpikir rasional, maka muncullah gejala-gejala kecemasan. "Dengan mekanisme tersebut, ketika seseorang mengalami ada tekanan, sudah mulai kecapekan meski masih bisa ditahan. Lalu kemudian mulai timbul gejala dan tanda anxiety, putus asa dan depresi," ucapnya.

Advertising
Advertising

Andri menjelaskan seperti ini gambarannya, ketika otak kita menghadapi kecemasan dan rasa tidak nyaman, kita merespon dulu dengan pemikiran irasional belum jalan, namun pemikiran rasional kita mengatakan hal tersebut adalah sementara, tidak akan terjadi dan bisa dihadapi. Tapi jika tidak kuas lama kelamaan bisa memicu stres.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi gejala psikosomatik akibat amygdala yang terlalu aktif? Jika tubuh belum bisa beradaptasi, Dokter Andri menyarankan dengan cara menjauhi sumber stres, mengurangi dan mengurangi dampak informasi mengenai corona.

"Caranya dengan break time dulu sementara agar tidak terus menerus terpapar. Lakukan hal lain selain browsing, misalnya hobi yang menyenangkan dan menyebarkan optimisme agar bisa melewati semua ini," pungkasnya.

Berita terkait

Pakar Hubungan Ungkap Tipe Pasangan yang Senang Menghindar, Jangan Sampai Bikin Stres

2 hari lalu

Pakar Hubungan Ungkap Tipe Pasangan yang Senang Menghindar, Jangan Sampai Bikin Stres

Salah satu tipe hubungan yang dialami banyak pasangan adalah menghindar. Berikut beberapa tanda yang mungkin mengindikasikan pasangan punya gaya ini.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

6 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

7 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

7 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

9 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

9 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

10 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

12 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

14 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

14 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya