Sering Diabaikan, Ini Manfaat Buku KIA untuk Tumbuh Kembang Anak

Editor

Mila Novita

Selasa, 28 Januari 2020 15:45 WIB

Ilustrasi anak belajar berjalan. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Buku Kesehatan Ibu dan Anak atau buku KIA sering kali diabaikan. Padahal buku ini menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), serta pencatatan yang efektif dan efisien.

Tak hanya berisi perkembangan anak, berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak juga menjadi konten dalam buku KIA.
Setiap ibu hamil mendapat 1 buku KIA. Jika ibu hamil atau melahirkan bayi kembar, maka ibu memerlukan tambahan satu buku KIA.

Buku KIA tersedia di Posyandu, Polindes/Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, bidan praktik, dokter praktik, rumah bersalin, dan rumah sakit.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak Prof Soedjatmiko mengatakan, pemanfaatan buku KIA bisa dibilang masih minim. Hal itu dapat dilihat dari fakta Riset Kesehatan Dasar yang menunjukkan tingginya masalah kesehatan ibu dan anak.

"Mulai dari masalah berat bada bayi baru lahir rendah, anak stunting, sering sakit, ibu hamil kurang dan anak kurang gizi, anak kurang stimulus bermain. Masalah tersebut kelak bisa menghasilkan sumber daya manusia berkualitas rendah," ucap Soedjatmiko dalam acara Master Class Stimulasi dan Nutrisi Fondasi Penting di Masa Toddler dan Pra-Sekolah untuk Mendukung Masa Depan Anak Indonesia, di Jakarta, Senin, 27 Januari 2020.

Advertising
Advertising

Berdasar survei tumbuh kembang anak yang dilakukan The Asian Parents pada Januari 2020, sebanyak 29 persen ibu belum mengetahui dengan benar tahapan yang sesuai dengan usianya.

Padahal, lanjutnya, sumber informasi mengenai kesehatan ibu dan anak sudah bisa didapatkan melalui buku KIA. "Banyak alasan yang ditemukan di lapangan jika kebanyakan ibu merasa tidak ada waktu untuk mengakses buku penting tersebut," ucap Soedjatmiko.

Karena itulah Soedjatmiko tak hentinya mengingatkan kepada para orang tua agar memanfaatkan buku KIA dengan semaksimal mungkin. Sebab melalui buku tersebut orang tua bisa memantau secara konsisten tahapan tumbuh kembang anak.

"Apakah tahapan anak sudah sesuai dengan milestone-nya setiap tahun, gizi apa yang dibutuhkan, stimulus apa yang perlu dilakukan orang tua untuk menunjang tumbuh kemang anak," ucapnya.

Sebab, menurutnya stimulasi yang disesuaikan dengan usia anak dapat mendukung tumbuh kembangnya secara optimal, terutama di 1.000 hari pertama kehidupannya.

"Di masa ini perkembangan otak dan pertumbuhan fisik berlangsung begitu pesat. Eksplorasi merupakan salah satu bentuk stimulasi anak untuk mendukung tumbuh kembangnya," ujar dia.

Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa buku KIA menjadi satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 6 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak dan KB (SK Menkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004).

Berita terkait

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

19 jam lalu

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

Teguh Prakosa mengakui mendapat dukungan penuh dari akar rumput PDIP untuk maju dalam Pilkada Solo 2024.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

2 hari lalu

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.

Baca Selengkapnya

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

9 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

9 hari lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

10 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

10 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

11 hari lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

12 hari lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

21 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

21 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya