Kim Ji Young, Born 1982, Apa Penyebab Depresi Pasca Melahirkan?

Editor

Mila Novita

Rabu, 18 Desember 2019 21:40 WIB

Adegan di film Kim Ji-young, Born 1982 yang mengisahkan perempuan dengan depresi pasca melahirkan. (IMDB)

TEMPO.CO, Jakarta - Film Kim Ji-Young, Born 1982'menggambarkan kebudayaan patriarki di Asia yang dapat mengakibatkan seorang wanita terkena depresi pasca melahirkan. Menurut studi penelitian Internasional berjudul "Perinatal Depression in Asian Women: Prevalence, Associated Factors and Cultural Aspcets" oleh Chutima Romruangwong & C. Neil Epperson tahun 2011 menyebutkan ada beberapa faktor yang ada hubungannya dengan depresi pada saat hamil dan postpartum pada wanita Asia.

Studi menyebutkan bahwa kebudayaan sangat mempengaruhi depresi ibu, misalnya masalah pernikahan, dan konflik antara ibu mertua dengan menantu perempuannya, kekerasan dalam rumah tangga, dimana perempuan dipandang sebelah mata dan dianggap remeh.

Film ini bercerita tentang seorang perempuan usia 30-an, Kim Ji-Young, yang mengalami depresi setelah melahirkan. Kendati dia memiliki suami dan anggota keluarga yang supportif dan cukup peduli, nyatanya tidak bisa membebaskan dia dari depresi usai melahirkan. Kondisi depresi Kim Ji-Young ditengarai telah terjadi pada saat dia berada di bangku sekolah dan mendapatkan pelecehan seksual.

Selain itu karena terlahir sebagai perempuan, Kim Ji-Young sering mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan adik laki-lakinya. Anak laki-laki dianggap lebih istimewa dibandingkan anak perempuan. Begitu juga di lingkungan pekerjaan, di mana pekerja wanita tidak mendapatkan 100 persen gajinya, dan pendapatan istri tidak boleh lebih tinggi daripada suami.

Ketahanan mental yang dia bangun semenjak remaja seakan runtuh dan meledak ketika dia dan suami memutuskan untuk punya anak, dan ia harus resign dari pekerjaannya. Selain itu, ibu mertua Kim Ji-Young kerap memperlakukanya sebagai pembantu rumah tangga yang harus melayani semua anggota keluarga tanpa istirahat.

Advertising
Advertising

Ibu rumah tangga juga kerap distigma sebagai wanita "pengangguran" yang hanya bergantung kepada suami. Kim Ji-Young yang tadinya memiliki karier cemerlang harus merelakan masa depannya demi keluarga kecilnya. Bahkan keinginannya untuk kembali kerja ditentang oleh ibu mertuanya. Semua kejadian itu membuat Kim Ji Young semakin Depresi dan kehilangan dirinya.

Dalam film tersebut kondisi Kim dilimpahi anugerah suami penyayang, orang tua yang hangat khusus sang ibu dan anak yang menggemaskan namun masih terkena depresi.

Menurut Founder Mother Hope Indonesia Nur Yanayirah, faktor risiko depresi pasca melahirkan sangatlah kompleks. Faktor biologisnya antara lain kecemasan atau depresi selama kehamilan, sejarah penyakit kejiwaan pada diri atau keluarga, penyakit tiroid, dan PMS.

Di luar itu, ada pula faktor psikologi seperti pola pikir negatif, sikap khawatir dan perfeksionis, kekerasan dalam rumah tangga, konflik keluarga, dan isu body image

Faktor lainnya adalah sosial. Ibu setelah melahirkan rentan mengalami depresi jika pengalaman hidup penuh stres, menghadapi masalah finansial, kurangnya support, kekecewaan terhadap jenis kelamin bayi, juga bayi sakit atau berkebutuhan khusus. Faktor lainnya adalah kehamilan yang tidak diinginkan dan kesulitan menyusui.

Yana mengatakan, Kim Ji-Young bisa dibilang sebagai salah satu wanita yang beruntung karena sang suami begitu perhatian pada kesehatan mentalnya. "Kendati begitu, support sistem yang kuat saja tidak cukup untuk bangkit dari depresi, ibu perlu mendapatkan penanganan yang tepat oleh profesional," ucap Yana kepada Tempo.co, Senin, 16 Desember 2019.

Kondisi yang dialami Kim Ji-Young juga dirasakan oleh Yana waktu di bangku SMA dan kuliah, dia beberapa kali menerima pelecehan seksual di angkutan umum. Selain itu budaya patriarki yang cukup kental terjadi dalam lingkungan keluarganya.

"Setelah menikah dan memiliki anak-anak saya mengalami depresi pasca melahirkan yang cukup berat. Saya kehilangan jati diri saya sebagai wanita yang dulu bekerja dan memiliki karier yang cukup cemerlang," ucapnya.

Anggapan orang-orang di sekitar Yana bahwa istri harus menjadi pelayan, antara kasur, dapur dan sumur, tidak boleh mengeluh, tidak boleh sakit, harus kuat dan sempurna berakibat depresi pasca melahirkan.

"Saya merasa tidak berguna dan tidak berharga, jelek dan bodoh. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk melakukan upaya bunuh diri. Untungnya, saya bisa selamat dari upaya bunuh diri dan memutuskan untuk ke psikolog klinis," ungkapnya.

Setelah diedukasi oleh psikolog, suami Yana mulai menunjukkan perhatian dan kepeduliannya, ia mau terlibat dalam proses pengasuhan anak, atau tugas domestik. "Ia juga tak malu lagi untuk mengantarkan saya ke psikolog dan mengikuti pertemuan di komunitas kesehatan jiwa," ucapnya.

Berita terkait

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

11 jam lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

5 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

7 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

7 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

8 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

12 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

12 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

14 hari lalu

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.

Baca Selengkapnya

Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

17 hari lalu

Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.

Baca Selengkapnya

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

17 hari lalu

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya