Awas, Kebanyakan Makan Ikan Asin Bisa Memicu Kanker

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 29 Oktober 2019 19:15 WIB

Wisatawan membeli ikan asin di Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ikan asin termasuk yang bersifat karsinogenik. Suatu hal dikatakan sebagai karsinogen, apabila dinilai dapat memicu timbulnya sel kanker di jaringan. Tidak ada salahnya jika Anda sesekali mengonsumsi ikan asin dan dalam jumlah yang sewajarnya. Namun jangan sampai berlebihan karena bisa memicu kanker.

Metode mengasinkan, sebenarnya adalah cara lama yang digunakan untuk mengawetkan tangkapan hasil laut, saat lemari pendingin dan es belum ditemukan. Saat ini, produksi ikan asin tidak melulu soal mengawetkan, namun lebih kepada memenuhi selera santapan.

Sesuai namanya, ikan asin mengandung banyak sekali garam. Jauh lebih banyak dari rekomendasi harian yang hanya 5 gram per hari. Jika terlalu banyak mengkonsumsi garam telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan, termasuk kanker. Sementara ikan asin, dikaitkan dengan kenaikan risiko kanker lambung dan kanker nasofaring.

Ikan asin dan kanker lambung
Mengonsumsi makanan yang mengandung terlalu banyak garam, akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker lambung. Semakin sering dan semakin banyak garam yang dikonsumsi, maka risikonya juga akan lebih tinggi.

Garam dapat merusak dinding lambung dan menyebabkan lesi atau perlukaan, yang jika terus dibiarkan bisa berkembang menjadi kanker. Selain itu, garam juga dapat memperburuk kondisi infeksi akibat bakteri H. pylori, yang juga merusak lapisan dinding lambung.

Advertising
Advertising

Ikan asin dan kanker nasofaring
Ikan asin juga disebut dapat memicu timbulnya kanker nasofaring. Hal ini disebabkan oleh komponen N-nitroso yang terbentuk saat proses produksi ikan asin. Hubungan antara ikan asin dan kejadian kanker nasofaring, juga telah diteliti menggunakan hewan uji. Hasilnya, ikan asin terbukti dapat memicu terbentuknya kanker di tubuh hewan tersebut.

Jenis ikan asin yang dijadikan sebagai bahan penelitian untuk melihat hubungannya dengan risiko kanker nasofaring adalah ikan asin dari Cina Selatan, yang diolah dengan dua cara, yaitu melalui fermentasi dan penggaraman.

Sama halnya dengan risiko kanker lambung, risiko kanker nasofaring pada konsumsi ikan asin juga begantung pada frekuensi dan lamanya Anda mengonsumsinya. Jika Anda tidak sering-sering makan ikan asin dan jumlahnya tidak banyak, maka risiko kanker tentu tidak akan besar. Denganmembatasi konsumsi ikan asin adalah kunci menghindari risiko kanker, bagi Anda yang menggemari makanan ini.

Metode pengawetan makanan lainnya juga bisa picu kanker

Tidak hanya metode dengan penggaraman, makanan yang diawetkan dengan metode lain, juga dapat memicu kanker kolorektal. Terutama, pengawetan yang dilakukan dengan cara menambahkan bahan kimia tertentu ke makanan, seperti pada sosis maupun produk daging olahan lainnya.

Produk daging olahan, kaya akan kandungan lemak, protein, dan zat besi hewani. Ketiganya, merupakan komponen yang bisa memicu perkembangan sel-sel tumor (tumerogenesis). Terlebih lagi, daging olahan tersebut biasanya dimasak dengan suhu yang tinggi. Hal ini membuatnya rentan terpapar dengan komponen-komponen yang bersifat karsinogenik.

Agar terhindar dari risiko kanker, menjalani pola makan yang sehat tentu harus dilakukan. Mulailah mengkonsumsi makanan yang kaya antioksidan. Misalnya sayur maupun buah. Antioksidan dapat memperkuat sistem imun tubuh, dan membantu melindungi kita dari sel-sel kanker.

Dengan menambah porsi buah dan sayur, juga bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan serat harian. Serat berperan penting untuk menjaga saluran pencernaan tetap bersih dan sehat. Sehingga, komponen penyebab kanker bisa keluar lewat saluran pencernaan, sebelum menyebabkan gangguan di tubuh. Selain itu, mengonsumsi cukup serat juga akan melindungi tubuh dari jenis kanker di organ-organ pencernaan, seperti kanker mulut, kanker lambung, dan kanker tenggorokan.

Pilih makanan yang mengandung lemak sehat. Jika mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan meningkatkan risiko Anda terkena kanker. Namun, jika lemak yang dikonsumsi adalah lemak sehat, komponen ini jusru akan melindungi tubuh Anda dari kanker. Lemak sehat alami bisa Anda temukan pada ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan, maupun alpukat.

Batasi konsumsi gula dan karbohidrat. Terlalu banyak mengonsumsi gula, bisa memicu diabetes. Ingatlah, diabetes adalah salah satu faktor risiko penyebab kanker. Mengonsumsi makanan yang rendah gula juga akan mengurangi risiko Anda terkena kanker kolorektal serta kanker prostat.

Sering mengonsumsi daging olahan yang mengandung banyak bahan kimia, termasuk bahan pengawet, dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker kolorektal hingga 20 persen. Karena itu, lebih baik Anda mengonsumsi daging segar dan pilih daging putih seperti ikan dan dada ayam, dibandingkan dengan daging merah seperti daging sapi atau kambing.

Terakhir, yang tak kalah penting adalah perhatikan cara mengolah. Bahan makanan yang sudah sehat, bisa berubah menjadi tidak sehat apabila cara memasaknya kurang tepat. Oleh karena itu, kurangilah mengolah makanan dengan cara menggoreng menggunakan banyak minyak panas maupun membakarnya. Lebih baik, makanan diolah dengan dikukus, direbus, atau panggang.

SEHATQ

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

15 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya