6 Mitos Bercinta, Benarkah Posisi Menentukan Jenis Kelamin Bayi?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Selasa, 22 Oktober 2019 22:05 WIB

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Posisi bercinta agar cepat hamil selalu menjadi pembahasan menarik. Namun hingga kini, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa ada posisi bercinta agar cepat hamil yang terbukti ampuh.

Hal yang salah kaprah dan kerap dipercaya adalah semakin sering frekuensi berhubungan seksual, semakin besar pula kemungkinan hamil. Padahal, bagi pasangan yang sedang menjalani program hamil, sebaiknya beri jeda setidaknya satu hari usai bercinta agar sperma bisa kembali prima.

Ada banyak mitos yang bahkan sudah ada sejak dulu kala dan masih dipercaya hingga sekarang. Bukan hanya seputar posisi bercinta agar cepat hamil saja, tapi juga seputar hubungan seksual. Saatnya mengecek faktanya satu per satu.

1. Posisi bercinta misionaris menjamin cepat hamil

Mitos pertama adalah posisi bercinta misionaris atau man on top yang dianggap paling menjamin seorang wanita bisa cepat hamil. Tentunya hal ini tidak benar karena bagaimana penetrasi penis ke vagina tidak menjamin apakah seseorang akan hamil atau tidak.

Advertising
Advertising

2. Doggy data-style untuk mendapatkan bayi laki-laki

Miskonsepsi berikutnya terkait posisi bercinta agar cepat hamil adalah doggy data-style yang dipercaya akan membuat Anda hamil anak laki-laki. Sayangnya, hal ini tidak 100 persen benar. Memang dengan posisi ini, penis dapat menjangkau area di belakang serviks. Tapi, belum tentu menjamin positif hamil, apalagi sampai menentukan jenis kelamin laki-laki

3. Posisi bercinta menentukan jenis kelamin bayi

Mitos berikutnya yang seringkali dianggap benar adalah bahwa posisi bercinta tertentu menentukan jenis kelamin bayi. Sayangnya, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal ini.

Mitos yang beredar adalah posisi woman on top berarti jenis kelamin bayi perempuan, sementara man on top berarti bayi laki-laki. Apakah pasti demikian? Belum tentu.

4. Berbaring setelah bercinta

Banyak juga yang meyakini bahwa berbaring dengan sedikit menaikkan kaki akan membantu sperma mencapai sel telur karena dibantu oleh gravitasi menuju ruang rahim. Namun pemahaman ini tidak sepenuhnya benar. Bayangkan saja, dalam satu kali ejakulasi ada jutaan sperma yang dikeluarkan sehingga pasti akan tetap ada sperma yang tertinggal di liang vagina.

5. Menunggu usai bercinta

Satu lagi yang membuat para wanita memilih untuk tetap berbaring dan tidak segera berdiri usai bercinta adalah demi membangtu sperma mencapai sel telur. Namun tenang saja, jika sperma dalam keadaan yang normal, sperma bisa berenang dengan cepat. Hanya dalam waktu sekitar 15 menit, sperma sudah bisa menjalankan tugas mereka untuk menggapai sel telur.

6. Cairan lubrikan menghambat kemungkinan hamil

Tidak ada dampak negatif penggunaan lubrikan atau pelumas seks pada kesuburan Anda dan pasangan. Justru bagi banyak orang, memakai lubrikan membuat seks terasa lebih menyenangkan.

Familiarkah Anda dengan mitos-mitos di atas? Jika masih meyakininya, sebaiknya tidak menambah beban pikiran dengan mengurusi hal-hal di atas, hal-hal yang belum terbukti secara ilmiah.

Hal yang lebih penting untuk dipikirkan adalah bagaimana menikmati momen bercinta dengan pasangan tanpa dihantui pikiran apakah akan berhasil hamil atau tidak.

Berita terkait

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

1 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

6 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

7 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

8 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

11 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

12 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

16 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

18 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

22 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya