TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa ibu hamil tentu memiliki rasa penasaran dengan jenis kelamin yang dikandungnya. Tak heran jika ibu hamil dan orang-orang di sekitarnya menebak-nebak jenis kelamin bayi kehamilan.
Bahkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehamilan pun banyak dikaitkan dengan jenis kelamin bayi. Terutama bagi Anda yang mengharapkan anak laki-laki, ada berbagai mitos mengenai ciri-ciri hamil anak laki-laki yang beredar. Hal ini banyak dipercaya, meski belum tentu kebenarannya. Baik hamil anak laki-laki ataupun perempuan dipercaya memiliki ciri-ciri tertentu.
Mitos mengenai ciri-ciri hamil anak laki-laki
1. Morning sickness tidak parah
Morning sickness yang parah dipercaya menjadi tanda sedang mengandung bayi perempuan karena memiliki hormon yang tinggi. Sebaliknya, jika mengandung anak laki-laki maka morning sickness yang terjadi tidak parah dan lebih sedikit karena hormon yang lebih rendah.
Tapi, faktanya sebuah penelitian menunjukkan pada 2.450 kelahiran bahwa tingkat mual dan muntah sedikit lebih tinggi pada ibu yang mengandung anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Selain itu, sebanyak 79,5 persen wanita yang mengandung anak laki-laki melaporkan mual dan muntah, sementara wanita yang melaporkan mual dan muntah ketika mengandung anak perempuan lebih rendah, yaitu 72,3 persen.
2. Mengidam makanan asin dan gurih
Ada mitos yang menyatakan bahwa wanita yang mengandung anak laki-laki suka mengidam makanan asin dan gurih. Sementara, wanita yang mengandung anak perempuan dipercaya lebih suka mengidam makanan manis. Namun, faktanya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengidam makanan memiliki hubungan dengan jenis kelamin janin. Saat hamil, 50-90 persen wanita akan mengidam setidaknya satu kali.
3. Tidak mengalami perubahan mood
Wanita hamil yang tidak mengalami perubahan mood atau suasana hati ketika hamil dipercaya mengandung anak laki-laki. Sementara, jika terjadi perubahan mood maka mengandung anak perempuan. Faktanya, sebagian besar wanita akan mengalami perubahan suasana hati ketika hamil, terutama pada trimester pertama dan ketiga. Stres, kelelahan, dan hormon dapat berpengaruh pada perubahan suasana hati wanita hamil. Oleh sebab itu, ini tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi.
4. Tak ada perubahan pada rambut dan kulit
Jika hamil anak perempuan, ibu dipercaya akan memiliki kulit yang kusam, berjerawat, dan rambut yang lemah. Sementara, jika hamil anak laki-laki maka tidak akan menyebabkan perubahan penampilan. Mitos ini jelas salah. Faktanya, perubahan hormon selama kehamilan dapat memengaruhi kulit dan rambut sebagian besar wanita, terlepas dari jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Suatu studi melaporkan bahwa lebih dari 90 persen wanita hamil mengalami perubahan pada kulit dan rambutnya.
5. Detak jantung janin lebih lambat
Detak jantung janin pada minggu ke-9 berkisar antara 140-170 denyut per menit (bpm). Ada sebuah mitos yang menyatakan jika detak jantung janin kurang dari 140 bpm maka ibu mengandung anak laki-laki. Alasannya adalah anak perempuan memiliki detak jantung yang lebih cepat.
Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara denyut jantung janin laki-laki dan perempuan pada awal kehamilan. Selain itu, rata-rata janin laki-laki cenderung memiliki denyut jantung yang sedikit lebih cepat sekitar 154,9 bpm, sementara rata-rata janin perempuan hanya 151,7 bpm.
6. Perut ibu hamil menonjol ke bawah
Banyak yang percaya bahwa jika perut ibu hamil menonjol ke bawah menjadi tanda janin yang dikandungnya adalah laki-laki. Sementara, jika menonjol ke atas maka janin dipercaya merupakan perempuan. Mitos ini salah. Bentuk perut yang menonjol ke atas ataupun ke bawah tidak berpengaruh pada jenis kelamin bayi. Bentuk dan ukuran tonjolan perut wanita hamil dipengaruhi oleh ukuran janin dan posisinya dalam kandungan. Selain itu, bentuk tubuh dan berat badan Anda juga berpengaruh pada posisi tonjolan perut tersebut.
7. Ayah mengalami berat badan naik
Ada sebuah mitos lucu yang mengatakan bahwa jika ayah mengalami pertambahan berat badan, maka ibu sedang mengandung anak laki-laki. Sementara, jika tidak terjadi perubahan berat badan, maka ibu mengandung anak perempuan. Hal ini hanya sebatas mitos saja yang tentunya tidak benar. Meski demikian, sebagian pria memang bisa mengalami kenaikan berat badan, bahkan mengalami gejala kehamilan seperti halnya mual ketika istri hamil. Hal ini disebut dengan sindrom couvade atau kehamilan simpatik yang tidak berkaitan dengan jenis kelamin bayi.
Mitos-mitos yang ada mengenai ciri hamil anak laki-laki tentu tidak dapat dipercaya karena tidak terbukti kebenarannya. Meski mungkin ada kesamaan pada beberapa kasus, namun itu hanyalah kebetulan semata. Untuk mengetahui kehamilan Anda mengandung bayi laki-laki atau perempuan, terdapat beberapa tes yang dapat Anda lakukan, yaitu:
- Ultrasonografi (USG). Ini adalah salah satu cara untuk memprediksi jenis kelamin bayi yang biasanya dilakukan antara minggu ke-18 sampai 20 kehamilan. Jika kelamin tidak tertutup oleh kaki bayi, maka keakuratan prediksi jenis kelamin biasanya mencapai 80-90 persen.
- Amniosentesis dan chorionic villus sampling (CVS). Tes ini dapat menentukan jenis kelamin bayi dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Namun, tes ini biasanya digunakan untuk bayi yang mungkin memiliki kelainan genetik atau kromosom karena lebih invasif (memengaruhi keutuhan jaringan tubuh).
- Tes DNA darah ibu. Tes ini juga dapat secara akurat mendeteksi jenis kelamin bayi, namun memerlukan biaya yang cukup mahal karena dilakukan di laboratorium khusus.