Masa Kecil Kurang Bahagia? Ini 4 Dampaknya saat Dewasa

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Minggu, 13 Oktober 2019 21:45 WIB

Ilustrasi orang yang menutup diri/murung/pendiam. nwarrah.com

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda sering mendengarkan istilah ‘masa kecil kurang bahagia’? Istilah ini umumnya merujuk pada hal-hal tidak menyenangkan di waktu masih anak-anak atau trauma masa kecil.

Orang tua cenderung berpikir bahwa trauma masa kecil tidak akan diingat dan hanya berdampak di masa kanak-kanak. Percaya atau tidak, faktanya masa kecil kurang bahagia secara tidak langsung dapat memengaruhi kehidupan saat Anda sudah menjadi orang dewasa.

Terdapat beberapa dampak akibat masa kecil kurang bahagia atau trauma masa kecil yang bisa berpengaruh ke kehidupan saat sudah dewasa.

1. Pemikiran ‘seorang korban’

Saat masih anak-anak, masa kecil kurang bahagia bisa terwujud dalam bentuk dijadikan korban saat masih kecil. Pemikiran ‘seorang korban’ saat masih anak-anak bisa tetap terbawa sampai dewasa.

Pemikiran-pemikiran negatif tersebut bisa menjatuhkan serta membuat Anda merasa tidak berdaya, terperangkap, dan tidak memiliki kontrol atas hidup Anda.

Advertising
Advertising

Di masa kecil, Anda mungkin merasa bahwa Anda tidak memiliki pilihan, tetapi saat sudah dewasa, Anda memiliki kekuatan untuk mengubah hal-hal yang mungkin Anda pikir tidak bisa Anda ubah atau lakukan.

2. Menjadi pasif

Sering mendengarkan keluhan dari orang sekitar mengenai kepasifan Anda? Bisa jadi hal itu dikarenakan trauma masa kecil atau masa kecil kurang bahagia yang sudah dialami.

Saat kecil, Anda mungkin pernah ditinggalkan, diabaikan atau dibuang oleh orang tua. Trauma masa kecil tersebut bisa menimbulkan rasa takut dan kemarahan. Terkadang emosi tersebut malah dipendam dan membuat Anda menjadi orang yang pasif.

Masa kecil kurang bahagia tersebut malah membuat Anda meninggalkan diri Anda. Anda malah menjadi tidak ingin berusaha untuk mencapai yang terbaik serta menghindari dan mengubur emosi-emosi yang sedang dialami.

3. Menguburkan sosok diri yang sebenarnya

Masa kecil kurang bahagia mampu membuat Anda menampilkan sosok diri yang tidak sebenarnya. Hal ini karena sewaktu kecil, Anda berusaha untuk menjadikan diri Anda seperti ekspektasi orangtua agar orangtua bisa menerima dan mencintai Anda.

Pola ini terbawa hingga sudah dewasa dan membuat Anda menampilkan sosok diri yang tidak sebenarnya yang hanya berperan untuk memuaskan ekspektasi orang di sekitar Anda.

Anda mengubur segala emosi dan jati diri Anda agar bisa diterima dan dicintai oleh orang-orang di sekitar Anda.

4. Ekspresi pasif - agresif

Tumbuh di keluarga yang sering menekan emosi kemarahan dapat membuat Anda merasa bahwa kemarahan adalah suatu emosi yang tidak boleh dirasakan dan perlu untuk dipendam.

Tidak hanya karena pembelajaran dari orang tua, Anda bisa meyakini bahwa kemarahan adalah sesuatu yang salah, kasar, dan tidak dapat diterima, jika Anda besar di keluarga yang mengekspresikan kemarahan secara tidak sehat, seperti memukul secara fisik.

Ketika sudah dewasa keyakinan tersebut membuat Anda menekan rasa marah dan membuat kemarahan tersebut bertahan dalam diri Anda. Pada akhirnya perasaan marah tersebut diekspresikan melalui perilaku pasif-agresif yang tidak sehat.

Perilaku pasif-agresif dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti menyatakan bahwa Anda tidak marah tetapi di saat yang sama menolak untuk membantu orang yang telah membuat Anda marah.

SEHATQ

Berita terkait

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

11 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

2 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

2 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

4 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

4 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

4 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

5 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

7 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

9 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

10 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya