Puasa Intermiten dan Diet Rendah Karbohidrat, Mana Lebih Baik?

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Kamis, 10 Oktober 2019 09:30 WIB

Ilustrasi diet. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang mencoba puasa intermiten atau diet rendah karbohidrat untuk mengurangi berat badan. Alasannya, puasa dan diet dapat meningkatkan proses pembakaran lemak.

Kedua pendekatan itu memiliki beberapa efek yang sama, seperti mengurangi karbohidrat, insulin, dan gula darah dan mempromosikan ketosis. Namun, puasa dan diet rendah karbohidrat memiliki perbedaan. Apa saja? Berikut paparannya seperti dilansir dari Medical Daily, Kamis, 10 Oktober 2019.

Pembatasan karbohidrat membantu mengurangi kalori. Sedangkan puasa membatasi konsumsi makanan pada siang hari.

Diet rendah karbohidrat mungkin memiliki keunggulan ketimbang puasa ketika orang mencoba mengikuti pendekatan itu untuk menghilangkan lemak. Diet ini memungkinkan orang mengonsumsi makanan apa pun asalkan memenuhi persyaratan gizi harian mereka.

Puasa intermiten bisa sangat ketat dan sulit diikuti karena beberapa orang gagal mengelola rasa lapar mereka sehingga justru mengonsumsi makanan lebih banyak. Metode pengaturan jam makan dalam puasa intermiten bisanya dilakukan dengan menerapkan jeda makan delapan hingga 10 jam dalam sehari.

Advertising
Advertising

Diet olahragawan

Atlet mengkonsumsi lebih sedikit karbohidrat selama periode atihan dan meningkatkan asupan karbohidrat mereka sebelum bertanding.

Teknik itu membantu tubuh mereka belajar bagaimana memanfaatkan lemak yang tersimpan untuk menghasilkan energi yang dapat meningkatkan kinerja fisik mereka selama pertandingan.

Namun, puasa juga digunakan dalam olahraga. Atlet melewatkan makan untuk meningkatkan asupan karbohidrat mereka dalam upaya untuk mengisi kembali cadangan glikogen yang hilang selama pelatihan.

Cegah Kejang

Salah satu manfaat kesehatan puasa intermiten dan diet rendah karbohidrat adalah berkurangnya kejang. Kedua pendekatan itu mendukung produksi keton dalam tubuh yang berperan dalam mencegah kejang.

Satu studi merekomendasikan penggabungan puasa dan diet rendah karbohidrat. Tapi, mungkin tidak aman bagi anak-anak untuk berpuasa intermiten karena bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka secara negatif, menurut Mark's Daily Apple.

Manajemen Diabetes

Bagi orang-orang yang memiliki kondisi pra-diabetes atau sudah menderita diabetes tipe 2, puasa dapat bekerja lebih baik. Satu studi menemukan, kadar gula darah lebih baik pada orang yang melewatkan makan di siang hari dibandingkan dengan mereka yang melakukan diet rendah karbohidrat.

Penelitian lain menunjukkan makan yang dibatasi waktu dari pagi hingga sore hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kelaparan pada malam hari pada orang pra-diabetes.

Peneliti mengatakan puasa bekerja lebih baik bila dilakukan pada pagi hari daripada di malam hari.

ANTARA

Berita terkait

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

18 jam lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

5 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

11 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

13 hari lalu

Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

Puasa Syawal berapa hari? Puasa Syawal dilakukan selama 6 hari setelah Idul Fitri. Berikut ini ketentuan, waktu pelaksanaan, dan bacaan niatnya.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

14 hari lalu

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

14 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

14 hari lalu

Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?

Baca Selengkapnya

Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

19 hari lalu

Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

Ketupat sudah ada sejak masa pra-Islam di Indonesia, mulai populer untuk Idul Fitri atau lebaran sejak dikenalkan Sunan Kalijaga.

Baca Selengkapnya

Umat Hindu Bagikan Ribuan Paket "Bhoga Sevanam" kepada Umat Islam yang Menjalankan Ibadah Puasa

20 hari lalu

Umat Hindu Bagikan Ribuan Paket "Bhoga Sevanam" kepada Umat Islam yang Menjalankan Ibadah Puasa

Panitia Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946/2024 membagikan ribuan paket "Bhoga Sevanam" kepada umat Islam yang berpuasa.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

22 hari lalu

Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.

Baca Selengkapnya