Tindakan Pertolongan di Rumah saat Anak Muntah

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 18 September 2019 10:30 WIB

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua kerap khawatir saat melihat anak muntah. Namun, Anda tidak perlu panik karena terdapat obat muntah anak alami maupun non alami sama-sama efektif dan aman untuk diberikan kepada anak Anda.

Banyak hal bisa menyebabkan anak muntah, mulai dari penyakit tertentu, mabuk perjalanan, stres, dan lain-lain. Meski demikian, sebagian besar muntah pada anak disebabkan oleh virus yang akan berlalu dengan sendirinya tanpa anak perlu diberi obat mual atau muntah.

Namun yang penting diingat bahwa obat muntah untuk anak tidak bisa diberikan sembarangan. Anda sebaiknya memeriksakan anak ke dokter terlebih dahulu kemudian mendapatkan obat sesuai resep, bukan langsung pergi ke toko obat atau apotik untuk membeli obat muntah anak.

Muntah berbeda dengan gumoh (regurgitasi). Muntah terjadi ketika terdapat kontraksi yang kuat di perut sehingga isi perut menyembur melewati kerongkongan dan menyembur melalui mulut atau hidung anak. Sementara ketika anak gumoh, cairan yang keluar dari mulutnya tidak menyembur, volumenya lebih sedikit, dan bukan kondisi berbahaya.

Ketika Anda sudah memastikan anak muntah, lakukan pertolongan berikut ini:

Advertising
Advertising

1. Meredakan gejala muntah
Caranya adalah dengan memberikan minum dalam jumlah sedikit. Jika anak Anda masih menyusu eksklusif, tetap susui ia seperti biasa. Jika anak kembali muntah setelah diberi minum, tunggu 20-30 menit sebelum mencoba memberinya minum kembali.

2. Perhatikan gejala dehidrasi
Gejalanya yaitu bibir kering, anak menangis tanpa mengeluarkan air mata, popok kering, urine gelap, atau ubun-ubun menjadi cekung. Bila anak sudah tidak muntah tetap lakukan pemantauan, lalu berikan anak anda makanan atau minuman dengan cara berikut:

- 3-4 jam setelah anak muntah, beri ia minum dengan volume yang lebih banyak.

- 8 jam setelah anak muntah, susui bayi seperti biasa dan mulai berikan ia susu formula (jika mengonsumsinya). Jika anak sudah makan, beri ia makanan bertekstur lembut, seperti bubur atau nasi tim, serta hindari makanan yang berminyak dan pedas.

- 24 jam setelah anak muntah: beri makan anak seperti biasa.

Tujuan pengobatan tentunya adalah membuat anak pulih dari muntah dan kembali dapat aktif seperti sedia kala. Untuk mempercepat proses pemulihan anak setelah muntah, berikan cairan elektrolit yang bisa mengembalikan mineral yang hilang saat anak muntah serta mencegahnya dehidrasi

Cairan elektrolit alias oralit ini bisa Anda dapatkan di apotik. Namun, Anda juga bisa membuat sendiri cairan elektrolit untuk anak, yang terbuat dari larutan garam dan gula. Para peneliti juga menilai pemberian jus apel untuk anak yang berusia di atas 6 bulan memiliki manfaat sama dengan oralit, yakni menggantikan cairan tubuh dengan cepat. Meski begitu, Anda sebaiknya menghubungi dokter jika anak muntah memperlihatkan gejala dehidrasi karena itu berarti ia memerlukan cairan elektrolit khusus untuk mempercepat proses rehidrasi di dalam tubuhnya.

Jika anak muntah disertai masalah kesehatan lain, misalnya mual atau diare, dokter bisa saja juga meresepkan obat mual dan diare. Namun, penting dicatat bahwa obat ini hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter mengingat anak-anak, terutama yang masih berusia di bawah 2 tahun, sangat rentan terkena efek samping obat-obatan yang dibeli sembarangan.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses rehidrasi berdasarkan usia anak.

1. Rehidrasi untuk bayi berusia di bawah 1 tahun
Jangan berikan ia air putih, kecuali ada anjuran dari dokter untuk melakukan sebaliknya. Air putih bisa mengganggu keseimbangan nutrisi di tubuh bayi yang berusia di bawah 1 tahun. Jika bayi muntah saat berusia di bawah 2 bulan, segera hubungi dokter.

Untuk bayi ASI eksklusif, susui ia secara bertahap hingga kembali normal. Sedangkan pada bayi yang meminum susu formula, berikan ia obat muntah anak yang berupa 10 mL cairan elektrolit sesuai resep dokter per 15-20 menit. Jika anak sudah berusia di atas 6 bulan, Anda bisa mencampur elektrolit dengan jus. Jangan tergoda untuk memberi elektrolit melebihi anjuran dokter atau seperti tertera pada kemasannya, sekalipun anak terlihat masih kehausan. Terlalu banyak memberi cairan pada anak justru bisa membuat perutnya kepenuhan dan menyebabkan muntahnya tidak kunjung sembuh.

2. Rehidrasi anak berusia di atas 1 tahun dan remaja
Setelah muntah, berikan ia cairan sedikit demi sedikit per 15 menit. Takarannya bisa mulai dari 10 mililiter (2 sendok teh) hingga 30 mililiter (2 sendok makan), tergantung pada umur dan kondisi anak setelah muntah. Jenis cairan yang bisa digunakan sebagai obat muntah anak yang alami, yaitu air putih, oralit (baik yang tanpa rasa maupun dengan penambah rasa jeruk, apel, pir, maupun anggur), oralit yang dibekukan (mirip es loli), kuah sup, hingga agar-agar.

Sebaiknya jangan memberi anak cairan elektrolit yang dijual di minimarket karena biasanya itu mengandung banyak gula. Hindari juga pemberian jus buah yang ditambah gula maupun soda.

SEHATQ

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

4 hari lalu

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

Mual merupakan gejala dibanding kondisi kesehatan. Apa saja penyebabnya dan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

4 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

6 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

12 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

12 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

12 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya