Gaun Ulos Indigo Athan Siahaan dan Kesakralan Candi Prambanan

Selasa, 10 September 2019 14:45 WIB

Athan Siahaan dan sejumlah karyanya yang diperagakan di Festival Payung Indonesia di Candi Prambanan, Ahad (8/9). TEMPO/Muh Syaifullah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Desainer Athan Siahaan sering mengeksplorasi kain khas daerah di seluruh Indonesia untuk dijadikan fashion yang elegan. Salah satu bahan untuk kreasi ciptaannya adalah ulos khas Batak.

Pada event Festival Payung Indonesia (FPI) di kompleks Candi Prambanan, Ahad, 8 September 2019, ia menampilkan karya berbahan ulos dengan warna indigo atau dominan warna biru. Perpaduan warna ini sangat cocok dengan suasana Candi Prambanan yang sakral.

Kain yang biasa disebut haen ini biasanya digunakan di acara kematian. Dengan eksplorasi, ulos indigo (indigofera) menjadi fashion yang elegan.

“Setelah saya mencari informasi, saya berani mengangkat motif ini menjadi sebuah pakaian yang Athan Brand dan ready to wear,” kata Athan di Candi Prambanan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut dia, orang batak menggunakan ulos untuk upacara adat yang sakral, mereka telah menggunakan ulos sebagai kain. Selain itu, ulos dipakai juga sebagai selimut.

Advertising
Advertising

Ia berani mengeksplorasi kain ulos dijadikan bahan fashion yang tidak menyalahi pakem penggunaannya secara sakral. Karena ia tidak menggunakan sirat atau hiasan pengikat rambu ulos.

“Saya tidak menggunakan sirat dalam koleksi ini. Kalau ulos disebut sakral dalam adat istiadat itu harus penuh dengan siratnya. Dalam koleksi ini saya tidak menggunakan sirat, tidak menggunakan salah satu bagian badan ulos,” kata Athan.

Gaun ulos karya Athan Siahaan yang diperagakan di Festival Payung Indonesia di Candi Prambanan, Ahad (8/9).TEMPO/Muh Syaifullah

Ia mengaku berani mengeksplor motif ulos indigo yang warnanya lebih gelap karena ternyata bisa menjadi karya yang fashionable. Ia menyebut karya ini dengan nama sibolang. Ini motif sibolang.

Ulos ini, kata dia lebih dominan warna biru. Pewarnanya bukan dari bahan kimia. Namun dari bahan alami yaitu tumbuhan indigofera. Pembuat kain ulos mewarnai dengan pewarna alam. Tanaman indigofera menghasilkan warna biru.

“Pewarnanya pewarna alam dan ditenun dengan tangan, tanpa menggunakan mesin. Kainnya juga dibuat dari kapas dan dipintal menjadi sebuah karya dengan kain motif ini (sibolang),” kata Athan.

Untuk kali ini, karya yang ditampilkan di Candi Prambanan dia sebut dengan The Mistical of Sibolang. Karya-karya yang ditampilkan menggambarkan sesuatu yang mistis dalam balutan fashion yang sangat elegan dan menarik.

“Pokoknya keren,” kata dia.

Ada beberapa tambahan saat para model menampilkan karyanya. Yaitu ditambah dengan payung sesuai dengan tema acara “Festival Payung Indonesia".

“Kalau baju saya diproduksi dengan mesin, tidak nyambung dengan baju (karya) saya. Sementara baju saya mengangkat kearifan lokal, misal saya gabungkan dengan caping dan tambah. Itu bisa meningkatkan karya para perajin,” kata Athan.

Ia ikut peragaan busana di Candi Prambanan untuk mengenalkan ulos kepada para pengunjung terutama yang ada di Jawa dan Yogyakarta. Umumnya kalau di Yogyakarta, Solo dan sekitarnya orang mengenal batik. Kini saat dia mengenalkan ulos yang merupakan karya asli Batak kepada mereka.

“Ini koleksi ulos saya yang kelima yang pernah saya pernah saya show di Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata dia.

Saat fashion show di Candi Prambanan, ia mengeluarkan sepuluh outfit. Saat ditanya harga baju desain karyanya, ia menyebut harga kain ulos per lembar sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1,5 juta. Untuk satu outfit bisa membutuhkan delapan lembar.

“Tidak disebutkan nominal pun orang bisa tahu harganya berapa. Belum biaya jahit, desain dan lain-lain, yaa Rp 25 juta ke atas,” kata pemilik nama asli Pandapotan Siahaan ini.

Sebelumnya, Athan yang kelahiran 1977 ini juga mengeksplorasi ulos yang warnanya merah. Pewarna kain ulosnya juga dengan bahan alam. Yaitu dengan buah ketapang. Bah ini dimanfaatkan oleh perajin ulos untuk mewarnai benang menjadi merah.

“Ulos itu banyak warna,” kata dia.

Dalam Festival Payung Indonesia yang digelar di Candi Prambanan, 6,7 dan 8 September lalu, banyak ditampilkan karya busana dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri. Peragawan dan peragawati dibalut dengan pakaian yang menarik dan dipadukan dengan payung tradisi.

Heru Mataya Direktur Program Festival Payung Indonesia 2019 menyatakan fashion show dipadukan dengan payung untuk mengangkat para perajin. Perlu pelestarian payung-payung buatan perajin yang mencerminkan tradisi payung sejak lama.


MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Westlife Hadirkan Christian Bautista sebagai Tamu Spesial Konser di Candi Prambanan

6 hari lalu

Westlife Hadirkan Christian Bautista sebagai Tamu Spesial Konser di Candi Prambanan

Selain Christian Bautista, Westlife akan membawa pertunjukan konsep baru ke dalam konser mereka di Candi Prambanan pada 7 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Menginspirasi Kartini Masa Kini: Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins Simatupang Jakarta

11 hari lalu

Menginspirasi Kartini Masa Kini: Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins Simatupang Jakarta

Juga ada talkshow tentang bagaimana menjadi Kartini masa kini yang tangguh dan mandiri.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Tiket VVIP Konser Westlife di Candi Prambanan Habis Terjual dalam 4 Hari

17 hari lalu

Tiket VVIP Konser Westlife di Candi Prambanan Habis Terjual dalam 4 Hari

Tiket termahal konser Westlife di Candi Prambanan sudah habis terjual atau sold out hanya dalam 4 hari sejak penjualan dibuka.

Baca Selengkapnya

Westlife akan Konser di Candi Prambanan, Cara Beli Tiket dan Ketentuannya

17 hari lalu

Westlife akan Konser di Candi Prambanan, Cara Beli Tiket dan Ketentuannya

Westlife akan mengadakan konser di area Candi Prambanan pada Juni 2024. Tiket konsernya pun sudah bisa dibeli secara online pada 13 April 2024

Baca Selengkapnya

Candi Prambanan Catat Jumlah Pengunjung Mendekati 15 Ribu Wisatawan

22 hari lalu

Candi Prambanan Catat Jumlah Pengunjung Mendekati 15 Ribu Wisatawan

Lonjakan pengunjung Candi Prambanan diperkirakan karena ada faktor dari segi infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Westlife akan Kembali Konser di Candi Prambanan Juni 2024, Tiket Dijual Besok

23 hari lalu

Westlife akan Kembali Konser di Candi Prambanan Juni 2024, Tiket Dijual Besok

Konser Westlife di Candi Prambanan tahun ini tanpa kehadiran Mark Feehily. Tiket termurah dijual mulai Rp 700 ribu.

Baca Selengkapnya

Candi Prambanan Diprediksi Lebih Banyak Dikunjungi Wisatawan Dibanding Borobudur, Ini Alasannya

30 hari lalu

Candi Prambanan Diprediksi Lebih Banyak Dikunjungi Wisatawan Dibanding Borobudur, Ini Alasannya

Candi Prambanan diprediksi bakal dikunjungi sekitar 134 ribu wisatawan selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Cek, Ini Sederet Atraksi di Candi Prambanan hingga Borobudur selama Libur Lebaran

30 hari lalu

Cek, Ini Sederet Atraksi di Candi Prambanan hingga Borobudur selama Libur Lebaran

Selama libur Lebaran, ada Kelana Cerita yang meliputi empat event turunan yakni Pasar Medang, Cipta Aksara, Sasana Kriya, dan Bhuvana Java.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

37 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya