Konsumsi Minuman Ringan Berlebihan Tingkatkan Risiko Kematian

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 4 September 2019 18:45 WIB

Ilustrasi minuman ringan (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Masih suka mengonsumsi minuman ringan? Anda perlu berhati-hati karena mengonsumsi dua gelas sehari, bisa meningkatkan risiko kematian dini. Sebab, minuman ini mengandung gula atau pemanis buatan cukup tinggi yang meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Studi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menganalisis data dari lebih dari 450 ribu orang dewasa di 10 negara Eropa. Peserta memiliki usia rata-rata lebih dari 50, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan seperti kanker, penyakit jantung, atau diabetes pada awalnya tidak dimasukkan dalam analisis.

Dilansir dari The Independent, Rabu, 4 September 2019, individu bergabung dengan penelitian antara 1992 dan 2000 dan kemudian ditindaklanjuti selama rata-rata 16 tahun. Selama waktu itu tercatat angka kematian lebih dari 41.600.

Selama penelitian, peserta ditanya gaya hidup mereka seperti olahraga, merokok dan berat badan serta diet dan gizi - termasuk konsumsi rata-rata minuman bersoda, fruit squash, dan minuman energi.

Laporan yang kemudian diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine itu menunjukkan bahwa angka kematian orang yang mengonsumsi dua gelas minuman ringan sehari lebih tinggi, yaitu 11,5 persen, dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari segelas dalam sebulan, yaitu hanya 9,3 persen.

Advertising
Advertising

Ketika faktor-faktor lain seperti indeks massa tubuh, diet, aktivitas fisik, merokok dan pendidikan dipertimbangkan, angka-angka tersebut jadi lebih tinggi, yaitu 17 persen.

Orang yang mengonsumsi minuman ringan dengan pemanis buatan disebut mengalami masalah peredaran darah yang kemudian menjadi penyebab kematian. Sementara itu, minuman ringan dengan gula dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit pencernaan.

Kedua jenis ringan itu juga dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit Parkinson.

Penelitian ini tidak membuktikan bahwa minuman ringan adalah satu-satunya penyebab meningkatnya risiko kematian dini. Namun, para ilmuwan yang terlibat mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi konsumsi minuman ringan oleh masyarakat, seperti penerapan pajak gula.

“Hasil kami untuk minuman ringan yang dimaniskan dengan gula memberikan dukungan lebih lanjut untuk membatasi konsumsi dan menggantikannya dengan minuman sehat lainnya, lebih disukai air,” kata Dr. Neil Murphy, penulis penelitian dari International Agency for Research on Cancer, bagian dari WHO.

Murphy menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menemukan kemungkinan alasan mengapa pemanis dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

Berita terkait

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

2 jam lalu

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

Presiden Jokowi tunjuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Gula dan bioetanol. Apa saja tugas-tugasnya?

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

10 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

10 hari lalu

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

11 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

13 hari lalu

Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

Dokter anak mengingatkan orang tua untuk mengawasi dan menjaga asupan gula anak saat libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

18 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

6 Hidangan Lebaran yang Harus Dihandari Penderita Asam Urat

19 hari lalu

6 Hidangan Lebaran yang Harus Dihandari Penderita Asam Urat

Enam makanan khas Lebaran ini justru dapat memperburuk kondisi asam urat.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

24 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya