Remaja Ini Buta karena Konsumsi Makanan Cepat Saji sejak Kecil

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Selasa, 3 September 2019 20:00 WIB

ilustrasi makanan cepat saji (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak penelitian yang membuktikan bahwa makanan cepat saji berdampak buruk bagi kesehatan. Seorang remaja di Inggris mengalami kebutaan, diduga akibat mengonsumsi makanan cepat saji terus menerus.

Menurut laporan yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine, Senin, 2 September 2019, remaja tersebut selalu mengonsumsi kentang goreng, keripik, dan makanan cepar saji lainnya selama bertahun-tahun. Laporan tersebut menyoroti efek buruk makanan cepat saji, selain dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung, dan kanker, juga dapat menyebabkan kerusakan system saraf, terutama penglihatan.

Dilansir dari Live Science, Awalnya remaja tersebut mendatangi dokter karena keluhan kelelahan di usia 14 tahun. Hasil cek kesehatan menunjukkan ia mengalami anemia dan kekurangan vitamin B12. Dia lalu menjalani perawatan suntik vitamin B12 dan perbaikan pola makan.

Setahun kemudian, ia mengalami gangguan pendengaran dan masalah penglihatan. Namun dokter tampaknya tidak dapat menemukan penyebabnya karena hasil MRI dan pemeriksaan mata semua normal.

Selama dua tahun berikutnya, penglihatan remaja itu semakin memburuk. Ketika remaja itu menginjak usia 17 tahun, sebuah tes mata menunjukkan bahwa penglihatannya hanya 20/200 di kedua mata, ambang batas untuk sebutan buta menurut hukum di Amerika Serikat.

Tes lebih lanjut menunjukkan remaja itu mengalami kerusakan pada saraf optiknya. Selain itu, kadar vitamin B12 masih rendah, juga kadar tembaga, selenium, dan vitamin D.

Kekurangan ini mendorong dokter untuk bertanya kepada remaja tentang makanan yang ia konsumsi. "Pasien mengaku bahwa, sejak sekolah dasar, dia tidak mau makan makanan tertentu," tulis para penulis, dari University of Bristol di Inggris, dalam laporannya.

Dia mengaku hanya makan kentang goreng, keripik kentang, roti putih, daging ham, dan sosis olahan.

Remaja itu didiagnosis neuropati optik gizi, atau kerusakan saraf optik karena kekurangan gizi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh obat-obatan, malabsorpsi makanan, pola makan yang buruk atau penyalahgunaan alkohol. "Penyebab murni pola makan jarang terjadi di negara maju," kata penulis.

Menurut laporan University of Iowa, kekurangan vitamin B, seperti yang dialami remaja itu, dapat menyebabkan penumpukan produk sampingan metabolisme yang beracun, dan akhirnya pada kerusakan sel-sel saraf.

Remaja itu diberi resep suplemen gizi untuk mencegah penglihatannya menjadi lebih buruk. Lalu, ia dirujuk ke layanan kesehatan mental karena gangguan makan.

Para peneliti mencatat bahwa gangguan pola makan remaja itu, yang hanya mau makanan cepat saji, bukan sekadar pilih-pilih makanan, tapi gangguan asupan makanan yang terbatas. Gangguan ini menyebabkan orang yang mengalaminya menghindari makanan dengan tekstur atau warna tertentu. Kondisi ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan sulit dideteksi karena pertumbuhan anak terlihat normal, termasuk indeks massa tubuhnya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Asli Indonesia, Siapa Pemilik Richeese Factory? Ini Profilnya

59 hari lalu

Asli Indonesia, Siapa Pemilik Richeese Factory? Ini Profilnya

Restoran cepat saji Richeese Factory terkenal dengan ayam goreng pedas dengan tambahan saus kejunya. Ini profil pemilik Richeese Factory.

Baca Selengkapnya

Profil Pemilik CFC, Generasi Pertama Restoran Cepat Saji Ayam Goreng di Indonesia

59 hari lalu

Profil Pemilik CFC, Generasi Pertama Restoran Cepat Saji Ayam Goreng di Indonesia

CFC adalah salah satu makanan cepat saji yang populer di Indonesia. Kesuksesannya ini tak lepas dari peran pemiliknya. Ini profil pemilik CFC.

Baca Selengkapnya

Macam Penyebab Kanker Kolorektal, Termasuk Pola Makan Tak sehat

21 Februari 2024

Macam Penyebab Kanker Kolorektal, Termasuk Pola Makan Tak sehat

Kanker kolorektal atau kanker usus disebabkan sejumlah faktor, baik bersifat genetik maupun gaya hidup. Salah satunya adalah pola makan.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair: Konsumsi Junk Food Berlebihan Bisa Timbulkan Masalah Serius

8 Februari 2024

Peneliti Unair: Konsumsi Junk Food Berlebihan Bisa Timbulkan Masalah Serius

Peneliti Unair mengingatkan soal bahaya makanan junk food bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan.

Baca Selengkapnya

4 Rekomendasi Alternatif Menu Makanan Berbahan Sayur Kale

23 November 2023

4 Rekomendasi Alternatif Menu Makanan Berbahan Sayur Kale

Selain bergizi tinggi, sayur kale juga bisa diolah menjadi berbagai hidangan menarik

Baca Selengkapnya

Rahasia Awet Muda Vera Wang di Usia 74 Tahun: Bekerja dan Tidur Cukup

29 Oktober 2023

Rahasia Awet Muda Vera Wang di Usia 74 Tahun: Bekerja dan Tidur Cukup

Desainer gaun pengantin ternama Vera Wang ungkap rahasia awet mudanya di usia 74 tahun. Mulai dari tidur yang cukup, minum vodka, hingga giat bekerja.

Baca Selengkapnya

Seruan Boikot McDonald's Usai Beri Makan Tentara Israel, Gerai Tetap Ramai

23 Oktober 2023

Seruan Boikot McDonald's Usai Beri Makan Tentara Israel, Gerai Tetap Ramai

Sejumlah gerai McDonald's masih tampak ramai meski ada seruan boikot setelah restoran makanan cepat saji tersebut memberi makan tentara Israel.

Baca Selengkapnya

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

11 Agustus 2023

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan entrepreneur baru harus lebih inovatif dan melahirkan sesuatu baru.

Baca Selengkapnya