Depresi seperti Ria Ricis Banyak Dialami Remaja, Ini Kata Dokter

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Kamis, 15 Agustus 2019 19:02 WIB

Ria Ricis. TEMPO/Yatti Febri Ningsih

TEMPO.CO, Jakarta - Ria Ricis mengaku menghadapi masalah bertubi-tubi setelah mengunggah video pamit dan kembali di Youtube beberapa waktu lalu. Ia mengatakan beberapa angota timnya yang ia anggap sudah seperti keluarga mengundurkan diri, lalu kesehatannya menurun, dan yang paling berpengaruh adalah hujatan seluruh Indonesia karena video itu.

Dampaknya sangat besar. Dalam unggahan videonya pada Senin, 12 Agustus 2019, Ria Ricis mengaku sampai ingin mengakhiri hidupnya.

Dokter spesialis kedokteran jiwa dari Omni Hospital Alam Sutra Andri mengatakan hal yang dialami Ria Ricis juga banyak dialami remaja lain. “Banyak orang muda mengalami depresi. Gejala depresi yang dialami Ria Ricis bisa dialami siapa pun,” kata Andri di Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.

Kondisi ini menurut Andri bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu biologi atau bawaan genetik orang tersebut dan faktor lingkungan. Misalnya tekanan sosial dalam kehidupan orang tersebut.

“Mungkin karena terlalu sibuk, terlalu fokus pada pekerjaan, banyak deadline, kita jadi kelelahan dan akhirnya punya gejala depresi. Bahkan punya pikiran untuk mengakhiri hidup,” ujar Andri.

Andri mengatakan, gejala depresi yang paling umum ditemui adalah rasa putus asa, tidak ada harapan hidup, atau hampa, dan mood turun. Gejala lainnya adalah sulit berkonsentrasi, perubahan pola makan seperti makan terlalu sedikit atau terlalu banyak, perubahan pola tidur seperti tidur kebanyakan atau kurang, dan tidak mampu mengatasi persoalan sehari-hari yang biasanya bisa ia tangani dengan mudah.

Advertising
Advertising

Gejala itu berlangsung terus menerus hingga hingga berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. “Kalau sudah berlangsung lebih dari dua minggu, depresi sudah dianggap sebagai gangguan kejiwaan. Apalagi kalau sudah mengganggu fungsi orang tersebut,” katanya.

Depresi tergolong gangguan medis. Ketika gangguan medis itu berkaitan dengan keseharian, maka orang yang mengalaminya harus mencari pertolongan medis. Hal itulah yang sering dilupakan.

Menurut Andri, kebanyakan ketika seseorang sudah dua minggu mengalami putus asa berlebihan, menarik diri dari pergaulan, tidak mau lagi melakukan aktivitas seperti biasa, dia malah dibuli, dianggap lebay, atau baperan.

Padahal orang di sekitarnya seharusnya mendukung agar ia berobat ke dokter jiwa atau psikolog untuk mencari bantuan mengatasi masalah depresi. “Karena sering kali ketika sudah sampai tahap depresi mereka sudah tidak punya tenaga untuk membawa dirinya ke dokter,” tutur Andri.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

5 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

6 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

10 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

15 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

15 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

22 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

24 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

28 hari lalu

Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.

Baca Selengkapnya

Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

28 hari lalu

Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida

Baca Selengkapnya