Cokelat Hitam dapat Mengurangi Risiko Depresi, Ini Penelitiannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 3 Agustus 2019 20:27 WIB

Ilustrasi cokelat (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar gembira untuk penggemar cokelat, terutama cokelat hitam. sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cokelat hitam dapat menurunkan risiko depresi hingga empat kali lipat.

Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang diketuai oleh Dr. Sarah Jackson dari Universitas College London (UCL). Para peneliti melakukan survei terhadap 13,626 orang dewasa. Survei tersebut berisi seputar pola konsumsi cokelat hitam, gejala depresi, serta berbagai faktor lain termasuk tinggi badan, aktivitas fisik, dan masalah kesehatan kronis partisipan.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa orang yang memakan cokelat hitam dalam dua hari terakhir memiliki 70 persen kemungkinan lebih rendah untuk mengalami gejala depresi ketimbang yang tidak.

“Studi ini memberikan beberapa bukti bahwa konsumsi cokelat, khususnya cokelat hitam, dapat dikaitkan dengan berkurangnya kemungkinan gejala depresi yang relevan secara klinis," kata Dr. Jackson seperti dilansir Mirror, 1 Agustus 2019.

Selain itu, studi yang melibatkan peneliti dari Universitas Calgary dan Layanan Kesehatan Alberta Canada juga menemukan bahwa sebanyak 25 persen dari total partisipan yang mengonsumsi jenis cokelat apapun-dengan berat antara 104-454 gram- diketahui 58 persen lebih sedikit mengalami gejala depresi. Sayangnya, Dr. Jackson dan kawan-kawan tidak menemukan keterkaitan antara cokelat yang bukan jenis cokelat hitam dengan gejala depresi.

Lebih lanjutnya, penelitian itu menjelaskan bahwa cokelat mengandung bahan psikoaktif, termasuk dua analog anandamin yang menghasilkan efek euforia seperti mengonsumsi ganja dan beberapa amina biogenik endogen. Cokelat juga diketehui mengandung phenylethylamine yakni bahan kimia yang diyakini penting untuk mengatur suasana hati seseorang. Walaupun demikian, Dr. Jackson dan peneliti lainnya tidak dapat membuktikan bahwa cokelat dapat melawan depresi.

Advertising
Advertising

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi arah penyebabnya - bisa jadi depresi menyebabkan orang kehilangan minat untuk makan cokelat, atau mungkin ada faktor-faktor lain yang membuat orang memiliki minat kecil untuk makan cokelat hitam dan menjadi depresi," ungkap Dr. Jackson sebagaimana dilansir Mirror.

Senada dengan Dr. Jackson, Profesor Anthony Cleare dari King's College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan uji coba lebih lanjut diperlukan. Menurutnya, masalah utama dari penelitian Dr. Jackson dan kawan-kawan adalah tidak dapat memberikan jawaban apakah cokelat hitam yang melindungi seseorang dari depresi ataukah justru depresi yang memengaruhi cara seseorang mengonsumsi cokelat.

“Kita tahu bahwa depresi telah memberi efek pada nafsu makan secara keseluruhan dan pada jenis makanan yang diinginkan orang," ungkap Prof. Cleare seperti dilansir Dailymail.

"Apa yang benar-benar dibutuhkan adalah studi jangka panjang yang mengukur konsumsi cokelat hitam selama periode yang lebih lama," imbuhnya.


GALUH PUTRI RIYANTO | MIRROR | DAILY MAIL

Berita terkait

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

17 jam lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

2 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

5 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

5 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

10 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

10 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

13 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

17 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

19 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya