Cara Mendeteksi Dini Hamil Kosong Tanpa Perdarahan

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Jumat, 12 Juli 2019 09:00 WIB

Ilustrasi pemeriksaan kandungan dengan USG (Ultra Sonography). Dok. TEMPO/Hendra Suhara

TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan kasus keguguran di awal kehamilan disebabkan oleh hamil kosong atau kehamilan anembrionik. Kondisi ini pada awalnya memiliki tanda-tanda yang sama dengan kehamilan normal, seperti test pack yang positif, mual dan muntah, hingga adanya bercak perdarahan (implantasi).

Baca juga: 6 Hal yang Membedakan Hamil Anggur dan Hamil Normal

Namun, Anda bisa juga mengalami hamil kosong tapi tidak pendarahan. Hamil kosong tapi tidak pendarahan bisa terjadi ketika kondisi tersebut dideteksi sedini mungkin. Tanda yang mirip dengan kehamilan normal memang membuat kehamilan anembrionik seringkali tak disadari. Barulah ketika muncul pendarahan, penderitanya menyadari bahwa kandungan mereka bermasalah.

Kondisi ini tentu bisa berbahaya jika Anda baru menyadari mengalami hamil kosong setelah terjadi pendarahan. Terjadinya pendarahan di vagina dapat membuat Anda berisiko kehilangan banyak darah. Ada beberapa cara deteksi dini terhadap kehamilan kosong atau kehamilan anembrionik.

#1. Melakukan USG
USG merupakan cara terbaik dalam mendeteksi dini hamil kosong tapi tidak pendarahan. Ketika Anda mengalami hamil kosong, maka janin tidak akan nampak saat di USG. Dengan melakukan USG, Anda dapat mengetahui keadaan kandungan Anda secara lengkap sehingga kehamilan kosong pun dapat terdeteksi. Oleh sebab itu, Anda harus melakukan pemeriksaan USG kandungan secara rutin.

Advertising
Advertising

#2. Memerhatikan tanda-tanda hamil kosong
Memerhatikan tanda-tanda hamil kosong sedini mungkin merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam mendeteksi hamil kosong tapi tidak pendarahan. Adapun tanda hamil kosong yang harus Anda perhatikan, yaitu:

- Mual dan muntah hilang
Ketika mual dan muntah yang semula Anda rasakan tiba-tiba hilang, maka Anda harus waspada karena bisa saja itu menjadi tanda hamil kosong tapi tidak pendarahan. Ketika usia kandungan semakin bertambah, biasanya akan terjadi mual dan muntah (morning sickness) karena perubahan hormon. Akan tetapi, pada hamil kosong, mual dan muntah itu malah berkurang atau bahkan menghilang seiring bertambahnya usia kandungan.

- Nyeri payudara hilang
Jika sebelumnya Anda merasakan nyeri payudara, namun seiring usia kehamilan nyeri tersebut malah hilang, Anda patut mencurigai kondisi ini. Hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami hamil kosong.

- Kram perut yang hebat
Ketika Anda merasakan kram yang hebat di perut, maka Anda tentu harus waspada. Ini dapat menjadi tanda bahwa Anda mengalami hamil kosong tapi tidak pendarahan. Kram di perut yang hebat juga bisa menjadi indikasi bahwa kehamilan anembrionik Anda akan gugur.

Pada dasarnya, hamil kosong dapat gugur dengan sendirinya. Hal ini membutuhkan waktu kurang lebih selama 2 minggu. Setelah mengalami keguguran alami, Anda mungkin memerlukan obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi nyeri yang dirasa. Dokter dapat merekomendasikan obat penghilang rasa nyeri yang tepat. Selain itu, mengompres perut dengan kain yang direndam dengan air hangat dapat membantu meredakan kram perut yang dialami. Anda tetap harus ke dokter untuk melakukan USG sekaligus memastikan apakah rahim sudah benar-benar bersih.

Ketika Anda memeriksakan hamil kosong, dokter akan merekomendasikan pengobatan untuk mengatasi kondisi Anda. Dokter akan memberikan obat penggugur kandungan berupa obat oral atau yang dimasukkan ke dalam vagina. Akan tetapi, penggunaan obat tersebut tentu harus berdasarkan petunjuk dokter dengan dosis yang tepat. Setelah menggunakan obat ini, dibutuhkan beberapa hari bagi tubuh untuk mengeluarkan semua jaringan yang tersisa di rahim. Selama proses ini, ada kemungkinan efek samping, seperti mual, diare, kram perut, dan pendarahan hebat.

Selain obat, dokter mungkin juga menganjurkan tindakan dilatasi dan kuret. Kedua tindakan ini adalah prosedur bedah untuk mengangkat jaringan kehamilan kosong. Hal ini dilakukan dengan melebarkan leher rahim dan mengikis isi jaringan kehamilan. Dilatasi dan kuret mungkin dapat menimbulkan efek samping, seperti infeksi leher rahim, kerusakan rahim, jaringan parut rahim, dan pendarahan hebat.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

5 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

8 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

15 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

16 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

25 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

28 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

28 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

29 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

30 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya