Takaran Asupan Gula, Garam, dan Lemak yang Tepat dalam Sehari

Rabu, 23 Januari 2019 14:19 WIB

Ilustrasi gula pasir. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan menyantap olahan yang digoreng, instan, dan bercita rasa manis. Kebiasaan tersebut tanpa disadari melampaui batas harian asupan gula, garam, dan lemak atau GGL dalam tubuh.

Baca: Apakah Takaran Garam dan Gula Anda Sudah Sesuai?

"Salah satu dampak konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan bisa memicu stroke, diabetes, dan jantung," kata Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slim di acara Shopee bersama Tropicana Slim Ajak Masyarakat untuk Mulai Gaya Hidup Sehat di Almond Zucchini Cooking Studio, Jakarta Selatan, Selasa 22 Januari 2019.

Menurut data WHO yang diungkapkan oleh Tropicana Slim, sebanyak 70 persen penduduk dunia meninggal karena stroke, jantung, dan diabetes. Ketiganya adalah jenis penyakit metabolisme yang ditimbulkan dari beragam asupan yang berlebihan. Sebab itu, pengendalian asupan harian gula, garam, dan lemak turut berperan dalam menjaga kesehatan.

Batas asupan harian untuk gula, yaitu 50 gram atau 4 sendok makan. Gula di sini termasuk gula alami dalam buah dan susu. Kenyataannya, menurut Noviana Halim, orang kerap melampaui batas tersebut. Contohnya, ketika meminum es cendol setara dengan menyantap 1,5 sendok makan gula. Es teh manis mengandung 2 sendok makan gula.

Advertising
Advertising

Mengemil dua buah donat sama dengan dua sendok makan gula. Bisa juga mengganti gula tebu ke pemanis alami, seperti gula jagung atau madu. Pilih camilan oatmeal di antara waktu makan.

Artikel terkait: Penjelasan Dokter Mengenai Bahaya Konsumsi Gula Berlebih

Untuk batas asupan harian garam, yaitu 5 gram atau 1 sendok teh. Batasan ini yang selalu dilampaui dengan variansi santapan yang ada saat ini. Misalnya, dada ayam geprek sama dengan mengkonsumsi garam sebanyak 2,5 sendok makan.

Sepotong martabak telur sama dengan asupan 1 sendok makan garam. Nasi goreng telur mengandung 1,5 sendok makan garam. Kurangi asupan garam pada makanan bercita rasa asin dan gurih, serta imbangi dengan olahraga untuk membakar kalori.

Baca juga: Trik Mengakali Makanan Tetap Lezat tanpa Garam

Sementara itu, batas asupan untuk lemak sebanyak 67 gram atau setara 5 sendok makan. Untuk mengurangi asupan lemak, disarankan memilih minyak jagung ketika mengolah bahan makanan. Minyak kelapa sawit yang ada di pasaran saat ini mengandung 50 persen lemak jenuh. Sementara minyak jagung mengandung lemak jenuh di bawah 10 persen.

Cara membuktikan apakah minyak yang digunakan memiliki lemak jenuh atau tidak cukup mudah. Noviana Halim mengatakan, diamkan minyak selama dua hari di dalam kulkas. "Jika warnanya berubah menjadi putih pucat, itu tandanya kandungan lemak jenuh pada minyak tersebut tinggi," kata dia.

Berita terkait

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

2 hari lalu

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

Buah nanas memang kaya vitamin dan mineral. Tapi tak semua orang bisa leluasa memakan buah ini. Berikut yang sebaiknya menghindari.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

3 hari lalu

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

Presiden Jokowi tunjuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Gula dan bioetanol. Apa saja tugas-tugasnya?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

12 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

14 hari lalu

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya