White Lie yang Diizinkan ala Film Keluarga Cemara
Reporter
Silvy Riana Putri
Editor
Yunia Pratiwi
Jumat, 4 Januari 2019 12:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harta yang paling berharga adalah keluarga. Itu adalah potongan syair dalam soundtrack sinetron lawas yang kini hadir dalam film layar lebar, Keluarga Cemara. Syair itu seolah mengingatkan kita, keluarga adalah rumah yang selalu dapat menerima segala rasa dan lika-liku perjalanan hidup.
Baca juga: Aksi Kompak Ringgo dan Nirina Zubir dalam Premier Keluarga Cemara
Film Keluarga Cemara merupakan prekuel dari serialnya. Kisahnya tentang Abah yang diperankan Ringgo Agus Rahman, yang berusaha sebaik mungkin kepada Emak yang diperankan Nirina Zubir, dan kedua anaknya Euis yang diperankan Zara JKT 48 serta Ara yang diperankan Widuri Putri Sasono.
Namun di pertengahan jalan membangun keluarga ini ada sesuatu yang membuat mereka bangkrut. Abah dan Emak menghadapi dilema, bagaimana beradaptasi dengan situasi ekonomi dan memilih berbohong kepada kedua anaknya.
Dari cerita film itu, menurut psikolog anak lulusan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan bohong diperbolehkan ketika kebenaran dikhawatirkan akan melukai perasaan anak. "Kita sering menyebutnya dengan istilah white lie," ujarnya melalui surat elektronik kepada Tempo.
Vera menambahkan, kebenaran tersebut dikhawatirkan akan membuat anak menjadi insecure karena keterbatasan pemahaman pikirannya. "Anak yang insecure dapat berdampak timbulnya masalah lain, misalnya menjadi tidak nyaman di sekolah, lebih rewel, dan sebagainya," kata Vera,
Jika Anda terpaksa berbohong di depan anak, tentu berutang penjelasan pada anak. Vera menyarankan untuk menjelaskan apa yang terjadi dan alasan berbohong dengan bahasa anak. Pilihlah waktu dan situasi yang nyaman untuk anak dan jangan segan untuk minta maaf pada anak karena telah mencontohkan hal yang salah. Tunjukkan penyesalan Anda. Ini tujuannya agar anak merekam bahwa berbohong adalah salah, sehingga tidak menirunya.
Pastikan saat Anda terpaksa berbohong, ada alasan yang kuat di belakangnya. Vera mengutip sebuah sebuah artikel yang pernah dibaca dan penting dibagikan kepada sesama orangtua: Honesty isn't always the best policy, but it's a pretty good road to take. And just like lying, telling the truth gets easier over time. Yang artinya, kejujuran tidak selalu merupakan kebijakan terbaik, tetapi ini merupakan jalan yang cukup baik untuk diambil. Dan seperti halnya berbohong, mengatakan yang sebenarnya menjadi lebih mudah seiring berjalannya waktu.