Menelisik Motif Kebohongan Ratna Sarumpaet

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 6 Oktober 2018 09:00 WIB

Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di Dirkrimum Polda Metrojaya, Jakarta, Jumat 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet Tersangka penyebaran berita bohong atau hoax tentang penganiayaan dirinya resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari ke depan. ANTARA FOTO/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menahan Ratna Sarumpaet sebagai tersagka hoax. Kasus ini bermula ketika beredar foto Ratna Sarumpaet dengan wajah bengkak seperti telah dianiaya. Publik terkejut, terlebih saat itu Ratna Sarumpaet masih tercatat sebagai anggota Badan Pemenangan Nasional atau juru kampanye untuk calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Baca juga:
Saran Psikolog buat Keluarga dan Teman Ratna Sarumpaet

Sebagian orang mengaitkan kondisi wajah Ratna Sarumpaet yang bengkak dengan kondisi politik dua pasangan calon yang sedang bersaing untuk pemilihan presiden. Namun belakangan, Ratna Sarumpaet mengaku kalau wajahnya bengkak bukan karena dipukuli. Dia mengatakan telah menjalani operasi sedot lemak dan proses itu membuat wajahnya bengkak seperti telah dianiaya.

Psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim menyayangkan tindakan Ratna Sarumpaet karena menjadi cela bagi citranya yang selama ini dikenal vokal dalam membela masyarakat. "Pertanyaan saya, apakah memang dari awal dia niat melakukan kebohongan ini untuk anaknya atau cuma buat lucu-lucuan saja? Ini yang mesti dicari tahu dulu," kata Rose Mini kepada Tempo.

Ratna Sarumpaet. ANTARA/Galih Pradipta

Advertising
Advertising

"Masak orang sekaliber dia sampai begitu mudah membuat kebohongan seperti ini tanpa banyak perhitungan," ucap Rose Mini. "Memang harus dilihat ada masalah apa? Apa memang hanya ingin menarik perhatian atau ada alasan lain."

Rose Mini juga menyayangkan sikap Ratna Sarumpaet yang seolah membiarkan kebohongan itu terjadi selama beberapa hari. "Kalau memang tidak benar, kenapa enggak cepat dibantah. Baru setelah beberapa lama, setelah orang heboh, baru dibuka semuanya," ucap dia.

Pemilik ESSA Consulting ini menduga Ratna Sarumpaet membiarkan informasi bohong itu bergulir karena malu jika masyarakat tahu wajahnya bengkak lantaran operasi plastik. "Karena bagi masyarakat kita, operasi plastik masih dikatakan bukan sesuatu yang bagus," kata Rose Mini. Namun demikian, dia tak menutup kemungkinan sebab lain yang membuat Ratna baru mengklarifikasi setelah hoax ini memanas.

Artikel terkait:
Ratna Sarumpaet, Tompi: Beda Bengkak Dipukuli dan Operasi Plastik

Berita terkait

3 Pesan Penting Megawati untuk Kader PDIP, Salah Satunya Jangan Pernah Bohong

1 hari lalu

3 Pesan Penting Megawati untuk Kader PDIP, Salah Satunya Jangan Pernah Bohong

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan sejumlah petuah kepada kadernya. Menekankan kadernya jangan bohong. Apa petuah lainnya?

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

6 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

13 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

36 hari lalu

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

37 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Dalilnya

38 hari lalu

Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Dalilnya

Apakah berbohong membatalkan puasa? Ketahui penjelasan terkait apakah berbohong dapat membatalkan puasa menurut pendapat para tokoh agama berikut.

Baca Selengkapnya

Langgar Aturan Nyepi Ratna Sarumpaet Dihentikan Pecalang, Begini Syarat Menjadi Pecalang

45 hari lalu

Langgar Aturan Nyepi Ratna Sarumpaet Dihentikan Pecalang, Begini Syarat Menjadi Pecalang

Ratna Sarumpaet menggunakan mobil saat perayaan Nyepi di Bali pada Senin, 11 Maret 2024, aksinya tersebut kemudian diingatkan pecalang setempat.

Baca Selengkapnya

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

45 hari lalu

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

47 hari lalu

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

49 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya