TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menangkap Ratna Sarumpaet di Bandara Soekarno-Hatta saat hendak bertolak ke Cile pada Kamis malam, 4 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus informasi palsu atau hoax tentang pemukulan terhadap dirinya.
Artikel lainnya:
Wajah Ratna Sarumpaet Bengkak, karena Operasi Facelift?
Ratna Sarumpaet mengatakan wajahnya yang bengkak seperti termuat dalam foto yang beredar bukan karena dianiaya, melainkan pascaoperasi plastik yang dilakukan di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, Jakarta. Akibat kebohongan ini, nama Ratna Sarumpaet dicoret dari daftar juru kampanye calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Kiri: foto Ratna Sarumpaet dengan wajah lebam, yang diakuinya akibat penganiayaan, disebar lewat akun Twitter Rachel Maryam pada awal Oktober 2018. Kanan: Foto Ratna yang diambil pada 9 April 2018. Twitter.com/cumarachel (kiri), TEMPO/Subekti
Sejumlah tokoh menyatakan kecewa dengan kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Belum lagi hujatan dari masyarakat. Masalah yang dihadapinya tidaklah kecil dan memakan waktu lama. Mengamati kondisi ini, psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim menyarankan agar keluarga dan teman dekat tetap 'merangkul' Ratna.
Baca: Ratna Sarumpaet, Tompi: Beda Bengkak Dipukuli dan Operasi Plastik
Rose Mini menilai wajar jika ada anggota keluarga atau sahabat yang marah atau menyayangkan kebohongan Ratna. Mereka mungkin bertanya-tanya kenapa prempuan 69 tahun itu tidak berpikir panjang dan jernih terhadap apa yang dilakukan.
"Tapi pikir lagi, dengan membuat kesalahan itu maka dampak atau sanksi sosial ke dia (Ratna Sarumpaet) jauh lebih besar ketimbang orang dalam keluarga atau teman," ucap Rose Mini kepada Tempo, Kamis malam 4 Oktober 2018.
Jika Ratna Sarumpaet dalam kondisi stres atau tertekan, maka keluarga dan teman yang menjauh dalam situasi yang sulit ini bisa membuatnya kian terpuruk. "Dengan dia membuka semua ini, citranya hilang dan sulit dipercaya lagi," kata Rose Mini. "Bantu selesaikan masalahnya."
Baca juga:
Kebohongan Ratna Sarumpaet di Mata Psikolog, Cari Perhatian?