Ingin Pilih Program Bayi Tabung atau Inseminasi, Cek Dulu Bedanya

Sabtu, 22 September 2018 15:56 WIB

Ilustrasi suami istri konsultasi ke dokter. medmarkallied.com

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan sekaligus Presiden Morula IVF Jakarta, dr. Ivan R. Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, mengungkapkan masih banyak salah kaprah yang beredar di kalangan suami istri soal program kehamilan. Salah satunya membedakan program inseminasi dengan bayi tabung.

Inseminasi adalah program kehamilan sederhana berbasis masa subur istri. Pada masa subur istri, suami akan dimintai sampel sperma.

“Kemudian sampel sperma dicuci di dalam mesin sentrifugasi. Setelah dicuci, sperma disaring. Hasil penyaringan disemprotkan ke rongga rahim, bukan ke vagina. Setelah dimasukkan, sperma akan berenang sendiri untuk menemui telur. Syaratnya, tidak ada sumbatan di saluran telur dan jumlah sperma mesti cukup. Cukup di sini, minimal 10 juta sel sperma per cc,” jelas Ivan.

Artikel lain:
Sebelum Menjalani Program Bayi Tabung, Perhatikan Hal Berikut
Tya Ariestya Ikut Program Bayi Tabung Kedua, Berapa Ongkosnya?
Penjelasan Dokter soal Program Bayi Tabung dan Inseminasi
Tya Ariestya Jalani Progam Bayi Tabung, Ada Pantangan Makanannya

Populasi sel sperma diukur di laboratorium embrio yang menerapkan standar khusus dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2010. Jadi, Anda harus memastikan laboratorium yang mengawal program kehamilan menerapkan standar WHO 2010.

Advertising
Advertising

Hal lain yang patut dicatat, tingkat keberhasilan inseminasi 10 sampai 15 persen. Jika jumlah sel sperma suami kurang ideal atau sudah ideal tapi inseminasi dinyatakan gagal, tim dokter akan merekomendasikan program bayi tabung.

Tingkat keberhasilan program bayi tabung lebih tinggi daripada inseminasi, yakni mencapai 50 persen. Untuk mencapai tingkat keberhasilan tertinggi, Anda harus siap fisik dan mental. Salah satunya, siap mental untuk menjalani suntik hormon.

Penyuntikan dilakukan selama 8 sampai 12 hari saat menjalani program kehamilan. Sayangnya, masih banyak kaum hawa yang tidak mengenal hormon apa yang disuntikkan ke tubuh mereka, manfaat, dan efek sampingnya.

“Suntikan ini tidak memicu peningkatan risiko sejumlah penyakit berbahaya, seperti kanker dan menopause dini. Ini sudah terbukti secara klinis. Yang disuntikkan ke tubuh Anda yakni turunan hormon perangsang folikel yang diproduksi kelenjar hipofisis di otak bagian bawah. Tujuannya merangsang indung telur memproduksi sel telur lebih banyak,” papar Ivan.

AURA

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

17 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

18 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

21 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

28 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

29 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

38 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

40 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

41 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca-Melahirkan

42 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca-Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

43 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya