Hindari Utang Ini Saran Pakar Siasati Mahalnya Biaya Pernikahan
Reporter
Tabloid Bintang
Editor
Yunia Pratiwi
Senin, 30 April 2018 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pasangan yang mempersiapkan pernikahan impian saat ini tentu tidaklah mudah. Pasangan harus merogoh kocek puluhan hingga ratusan juta, bahkan miliaran rupiah demi menggelar resepsi pernikahan. Bahkan ada yang demi merealisasikan pernikahan impian, mereka memilih berutang.
Menurut perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning, Budi Rajarjo, utang untuk biaya pernikahan tergolong sebagai utang konsumtif. Sebab itu, jumlah utang untuk modal pernikahan pun harus dibatasi. Budi menyarankan, batasan untuk mengambil besar cicilan tidak lebih dari 15 persen dari penghasilan bulanan pasangan.
Artikel lainnya:
Alasan Pernikahan Terasa Berat untuk Dilaksanakan
Awas Tertipu Wedding Organizer, Pilih yang Sudah Sukses
Namun jika melebihi batas itu, maka yang perlu dilakukan adalah menekan pengeluaran atau meningkatkan pendapatan. "Saya sarankan menekan pengeluaran untuk sementara waktu sampai cicilan lunas, atau meningkatkan pendapatan dengan mencari penghasilan tambahan. Bila tidak memungkinkan maka dapat juga melunasi sebagian utang dengan beberapa aset yang masih dimungkinkan untuk dilikuidasi,” ujar Budi.
Lebih lanjut Budi memberikan pilihan yang lebih baik dari pada berutang, yakni dengan menabung sebelum pernikahan digelar. Menurutnya apabila seseorang dapat menyisihkan sekitar 30 persen dari penghasilannya saat lajang, maka dalam waktu lima tahun ke depan orang tersebut dapat menyelenggarakan pesta pernikahan. Ini adalah cara yang terbaik.
Apabila pasangan mengalami kendala biaya meski sudah menabung, masih ada cara menyiasatinya. Seperti menggunakan rumah pribadi sebagai tempat penyelenggaraan, rajin membandingkan biaya dekorasi, dokumentasi dan hiburan pesta pernikahan dari satu penyedia ke penyedia lain, serta memberdayakan kerabat yang bersedia membantu sebagai tim konsumsi.
"Intinya, utang adalah solusi terakhir apabila terjadi pengeluaran yang bersifat penting, bukan untuk menambah kemewahan acara pernikahan.” ujar Budi. Baca juga: 9 Urusan yang Kerap Terlupa jika Mengatur Pernikahan Sendiri
Selain itu, dengan menabung, pasangan menjadi terbiasa disiplin dalam merencanakan keuangan. “Tidak tergesa-gesa dan gegabah dalam membuat keputusan keuangan akan menjadi modal yang bermanfaat dalam memecahkan masalah keuangan. Kecerdasan menunda kesenangan jadi terbentuk dan jika kebiasaan ini dapat dikembangkan bersama pasangan maka akan menjadi kebiasaan yang baik bagi mereka ke depannya,” tutup Budi.