Waspadai Penyakit Cacing Schistosomiasis, Seperti Apa Itu?

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 5 April 2018 14:45 WIB

Anak-anak PAUD IPHI belajar mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik dibawah bimbingan guru dan penggerak PKK Kelurahan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 10 Juni 2015. Kampanye kebersihan sejak dini dilaksanakan untuk mencegah penularan penyakit diare, ISPA, dan cacingan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Schistosomiasis dikenal juga sebagai demam siput dan bilharzia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini berasal dari parasit akut dan kronis yang disebabkan oleh cacing darah (cacing trematoda) dari genus Schistosoma.

"Diperkirakan setidaknya 206,4 juta orang membutuhkan perawatan pencegahan pada 2016. Pengobatan preventif, yang harus diulang selama beberapa tahun, akan mengurangi dan mencegah morbiditas," demikian laman WHO menyebutkan.

Penularan schistosomiasis telah dilaporkan di 78 negara. Namun, kemoterapi preventif untuk schistosomiasis, dengan orang dan masyarakat ditargetkan untuk pengobatan skala besar, hanya diperlukan di 52 negara endemik dengan transmisi sedang hingga tinggi.

Infeksi dan penularan
Seseorang dapat terinfeksi schistosoma ketika bentuk larva parasit yang dilepaskan oleh siput air tawar itu menembus kulit saat kontak dengan air yang terinfeksi. Penularan terjadi ketika orang yang menderita schistosomiasis mencemari sumber air tawar dengan kotoran mereka yang mengandung telur parasit, yang menetas dalam air.

Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi schistosoma dewasa. Cacing dewasa hidup di pembuluh darah, cacing betina melepaskan telur. Beberapa telur keluar dari tubuh di feces atau urine untuk melanjutkan siklus hidup parasit. Cacing lainnya terperangkap dalam jaringan tubuh, menyebabkan reaksi kekebalan dan kerusakan progresif pada organ.

Advertising
Advertising

Artikel lain:
Cacing pada Ikan Makarel Tak Perlu Ditakuti, Apa Alasannya?
Cara Mencegah Anak Terkena Cacingan
Bahaya Bila Anak Cacingan

Wabah
Schistosomiasis lazim ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di lingkungan masyarakat miskin tanpa akses ke air minum yang aman dan sanitasi memadai. Diperkirakan setidaknya 91,4 persen dari mereka yang membutuhkan pengobatan akibat schistosomiasis tinggal di Afrika. Ada dua bentuk utama schistosomiasis, yakni usus dan urogenital, yang disebabkan oleh lima spesies utama cacing darah.

Gejala
Berdasar informasi sementara dari Wikipedia disebutkan bahwa penyakit akibat cacing pipih parasit yang disebut schistosomes ini menyebabkan saluran kemih atau usus dapat terinfeksi. Gejala akibat infeksi cacing ini termasuk sakit perut, diare, tinja berdarah, atau darah dalam urine.

Mereka yang telah terinfeksi untuk waktu lama mungkin mengalami kerusakan hati, gagal ginjal, ketidaksuburan, atau kanker kandung kemih. Sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk dan kesulitan belajar.

Penyakit ini sangat umum diderita anak-anak di negara berkembang karena mereka lebih mungkin bermain di air yang terkontaminasi. Kelompok berisiko tinggi lainnya termasuk petani, nelayan, dan orang-orang yang menggunakan air yang tidak bersih dalam kehidupan sehari-hari.

Pencegahan
Metode untuk mencegah penyakit ini termasuk dengan meningkatkan akses ke air bersih dan mengurangi jumlah siput. Di daerah yang terdapat penyakit ini, obat praziquantel dapat diberikan setahun sekali ke seluruh kelompok. Pengobatan massal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah orang yang terinfeksi dan, akibatnya bisa menimbulkan penyebaran penyakit. Praziquantel juga merupakan pengobatan yang direkomendasikan WHO bagi mereka yang diketahui terinfeksi.

Penyakit yang terabaikan
Schistosomiasis mempengaruhi sekitar 252 juta orang di seluruh dunia pada 2015. Diperkirakan 4.400 hingga 200.000 orang meninggal setiap tahunnya. Penyakit ini paling sering ditemukan di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Disebutkan bahwa sekitar 700 juta orang di lebih dari 70 negara tinggal di daerah lokasi penyakit ini sering terjadi.

Di negara-negara tropis, schistosomiasis adalah penyakit kedua setelah malaria di antara penyakit parasit dengan dampak ekonomi terbesar. Schistosomiasis terdaftar sebagai penyakit tropis terabaikan.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

13 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

13 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

14 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

14 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

14 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

18 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya