Leukimia pada Anak Sering Terlambat Terdeteksi, Kenali Gejalanya

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 31 Maret 2018 20:56 WIB

Ilustrasi. AP/Esteban Felix

TEMPO.CO, Jakarta - Leukimia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Sumsum tulang berada di bagian dalam dari tulang dan merupakan pabrik dari sel darah merah, sel darah putih, serta keping darah.

Penyakit ini biasanya ditandai dengan adanya penekanan sel-sel darah putih yang abnormal terhadap sel darah yang normal, yang menyebabkan fungsinya terganggu. Leukimia merupakan salah satu jenis penyakit kanker yang paling sering menyerang anak-anak di Indonesia dan banyak mengakibatkan kematian.

Kalangan medis meyakini lebih dari separuh jumlah kasus kanker yang menyerang anak-anak di Indonesia, termasuk leukimia, baru ditangani fasilitas kesehatan setelah dalam keadaan stadium lanjut.

“Karena itu, sangat penting bagi para orang tua mengenali gejala awal leukimia dan segera memeriksakan anaknya untuk mengkonfirmasi ihwal tanda-tanda yang mencurigakan tersebut,” tutur Haridini Intan, dokter hematologi onkologi anak Rumah Sakit Dharmais.

Menurut Haridini, orang tua perlu mencurigai adanya serangan leukimia bila anak selalu tampak pucat, merasa lemah, rewel, dan mengalami penurunan nafsu makan secara signifikan. Selain itu, tanda mencurigakan leukimia lain dapat berupa demam tanpa sebab yang jelas serta mengalami kejang-kejang sampai terjadinya penurunan kesadaran.

Advertising
Advertising

Bukan itu saja. Anak dapat mengalami pendarahan kulit atau pendarahan spontan bila terserang leukimia, begitu juga dengan rasa nyeri pada tulang.

“Sering ditandai pada anak yang sudah dapat berdiri dan berjalan, tiba-tiba tidak mau melakukannya lagi karena anak lebih nyaman digendong,” katanya.

Bila ditelisik lebih detail, tanda-tanda mencurigakan serangan penyakit leukimia dapat dilihat dari terjadinya pembesaran hati, limpa, kelenjar getah bening, serta pembesaran buah zakar dengan konsistensi keras.

Artikel terkait:
Leukimia, Jenis, dan Pengobatan
Obat-obatan, Alternatif Pengobatan Leukemia
Hati-hati, Gejala Leukimia Tersaru dengan Maag

Penanganan leukimia sendiri tidak jauh berbeda dengan jenis kanker lain yang secara garis besar meliputi operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Operasi bertujuan mengangkat tumor dan merupakan salah satu bagian terpenting dari penanganan kasus tumor padat.

Kemoterapi, yakni penanganan dengan menggunakan obat antikanker, untuk membunuh sel-sel kanker.

Pemberian obat antikanker bisa dilakukan dengan cara ditelan atau disuntikkan langsung ke dalam darah, otot, di bawah kulit, atau di antara dua tulang belakang.

Radioterapi dilakukan untuk merusak dan memusnahkan sel-sel kanker. Tindakan ini merupakan terapi lokal dengan menggunakan sinar berenergi tinggi yang diarahkan hanya ke bagian tubuh yang dihinggapi sel-sel kankernya.

Leukimia merupakan satu dari enam jenis kanker pada anak yang sudah dapat diidentifikasi di Indonesia. Adapun jenis lainnya, yakni retinoblastoma, neuroblastoma, limfoma maligna, osteosarkoma, dan karsinoma nasofaring.

Namun secara nasional, penderita leukimia masih mendominasi total penderita kanker pada anak dengan jumlah 70 persen. Di Rumah Sakit Dharmais sendiri saat ini sudah ada 270 pasien anak yang menderita leukimia untuk kasus baru.

Kanker merupakan kumpulan sel yang tidak dikelilingi kapsul sehingga memungkinkan sel-sel tersebut menyebar ke organ-organ tubuh yang lain di luar organ yang terkena. Secara umum, kanker terbagi atas dua kelompok besar, yaitu berbentuk cair yang disebut dengan kanker darah (leukimia) dan berbentuk padat.

Kanker berbentuk padat terlihat sebagai benjolan yang dapat terjadi pada semua organ tubuh manusia, seperti tulang, saraf tepi, jaringan kelenjar getah bening, dan bola mata.

Kanker yang menjangkiti anak berbeda dengan kanker pada orang dewasa. Perbedaan mendasarnya adalah kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sedangkan pada anak tidak.

Sampai sekarang, penyebab kanker pada anak masih dalam tahap penelitian sehingga dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti. Namun, penyakit kanker diyakini memiliki hubungan dengan faktor genetik atau keturunan dan berhubungan juga dengan faktor lingkungan, seperti asap rokok, polusi, dan radiasi.

Radiasi diyakini mempunyai peranan penting dalam terjadinya kanker karena bagian dari faktor lingkungan. Radiasi tidak berarti harus dari barang-barang elektronik atau sinar radioaktif. Sinar radioaktif juga bisa ditimbulkan dari lingkungan, misalnya dari permukaan bumi.

Faktor berikutnya, yakni infeksi tertentu pada anak, misalnya infeksi virus dan bakteri, yang menyebabkan anak berubah sifatnya menjadi berpenyakit kanker. Variabel lainnya adalah kebiasaan, pola atau gaya hidup, seperti merokok, makan makanan instan, kurang berolahraga, makanan tidak seimbang, kurang istirahat, dan sebagainya.

Kementerian Kesehatan mencatat terdapat lebih dari 16 ribu kasus kanker diderita anak pada usia 0-14 tahun di Indonesia per tahun dan 100-130 kasus kanker ditemukan pada setiap 1 juta anak.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

4 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

4 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

7 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya