Diah Saminarsih: Perempuan Pembawa Pesan yang Efektif
Reporter
Astari Pinasthika Sarosa
Editor
Yayuk Widiyarti
Senin, 29 Januari 2018 19:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Diah Satyani Saminarsih terpilih menjadi Penasihat “Gender and Youth” di Kantor Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ia bertanggung jawab untuk mengajak perempuan dan anak muda agar menjadi advokat untuk isu kesehatan WHO. Mereka memiliki kekuatan untuk mengubah cara berpikir masyarakat mengenai isu kesehatan yang penting.
“Selama ini publik berpikir kalau yang menerima dampak jelek lebih dulu (dari isu kesehatan) adalah perempuan dan anak muda. Karena itu yang saya mau bawa itu adalah perspektif perempuan atau anak muda, bisa menjadi bawa pesan kesehatan,” ungkap Diah Saminarsih pada Tempo, Minggu, 28 Januari 2018.
Jadi, mereka tidak lagi dilihat sebagai kelompok yang paling pertama kena, tetapi justru dilihat dari kekuatan mereka untuk membawa pesan perubahan.
Baca: Diah Saminarsih, Misi Membawa Isu Kesehatan Indonesia ke WHO
Anak muda dan perempuan adalah orang-orang yang memiliki pengaruh paling besar dan karena itu memiliki kekuatan terbesar untuk memberi pesan edukatif mengenai kesehatan kepada masyarakat luas. Contohnya, pemuda dapat membicarakan mengenai pengendalian tembakau.
“Kita tahu perokok pemula umurnya semakin muda. Kita ingin kasih pesan kalau ‘Kamu bisa bilang tidak,’ dan untuk yang tidak merokok, yang tahu bahaya merokok, bisa menjadi pemuda yang membantu membuat perubahan,” jelas Diah.
Tidak hanya itu, pemuda dibutuhkan untuk hal-hal darurat. Bila ada penyakit yang sedang tersebar, pemuda menjadi orang pertama yang turun lebih dulu untuk membantu mereka yang sakit. Pemuda juga bisa membahas cara menjaga gaya hidup sehat karena akan lebih banyak publik yang mendengar.
Sama halnya dengan perempuan. Karena sektor kesehatan masih didominasi oleh laki-laki, perempuan memiliki tugas besar untuk memastikan kalau isu yang berhubungan dengan perempuan juga tetap dibahas. Karena itu, perempuan dibutuhkan untuk menjadi advokasi isu-isu kesehatan dan membawa pesan edukatif ke masyarakat.
Baca juga: WHO Targetkan 21 Negara Bebas Wabah Malaria pada 2020
Salah satu isu yang dibahas adalah pernikahan dini, yang memiliki dampak besar pada kesehatan perempuan. Dampak dari pernikahan dini juga terlihat di setiap negara dan telah menjadi isu global.
“Itu misi yang saya bawa ke sana. Perempuan yang kena lebih dulu tapi mereka yang punya kekuatan untuk bisa membawa perubahan. Paling efektif kalau pesannya dibawa perempuan,” tutur Diah.