Pertimbangan buat Perempuan yang Mau Mulai Bisnis

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 5 Januari 2018 18:01 WIB

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang beranggapan sebaiknya perempuan mulai berbisnis atau membuka usaha sendiri ketika dia sudah menikah. Alasannya, dalam posisi ini perempuan tersebut telah memiliki dukungan finansial dari suami. Sehingga, apa pun yang terjadi pada bisnisnya, terutama misalnya merugi, tak akan berdampak besar pada kehidupannya.

Baca juga:
4 Alasan Perempuan Tak Ingin Menikah

Sedangkan perempuan yang sudah berkeluarga justru merasa tak bebas berbisnis karena punya kewajiban mengurus suami dan anak. Tanggung jawab dalam rumah tangga membuat mereka tak leluasa menjalankan dan mengembangkan usahanya. Kondisi ini berkebalikan dengan perempuan yang masih lajang. Mereka punya banyak waktu untuk mengembangkan karier dan bisnis, meski dari sisi finansial akan jauh lebih berisiko.

Manajer Program Foundation Sage yang bergerak untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan di Afrika, Joanne van der Walt, mengatakan setiap status perempuan, baik lajang maupun sudah berkeluarga punya tantangan dan keuntungan masing-masing dalam merintis bisnis. "Intinya, bagaimana mereka mengelola dan memanfaatkan keuntungan itu yang menuntun kepada kesuksesan," katanya.

Laporan The Hidden Factors Women in Business yang dilakukan oleh Sage Foundation dan Living Facts menunjukkan 70 persen dari perempuan yang punya bisnis sendiri dan telah menikah atau tinggal dengan seseorang, maka dia mendapatkan dukungan moril dan materiil dalam menjalankan usahanya. Adapun 28 persen di antaranya tidak mendapat izin dari pasangan atau keluarga jika hendak berbisnis dengan alasan tanggung jawab rumah tangga.

Advertising
Advertising

Ilustrasi karyawati sedang sibuk bekerja. shutterstock.com

Para perempuan yang bekerja atau menjadi pengusaha sekaligus ibu rumah tangga, menurut Joanne van der Walt, memiliki kehidupan yang memaksa mereka untuk membuat skala prioritas. Sebab itu, mereka juga cenderung lebih baik dalam melakukan kompromi dan komunikasi, terutama dengan pasangan dan rekan bisnis.

Jika pasangan memahami dan mau membantu istrinya yang memulai usaha, pendiri Living Facts, Marylou Kneale, mengatakan perempuan itu akan mendapatkan manfaat lebih banyak lagi. Sebab, pasangan yang mendukung bisnis istrinya akan memberikan dukungan emosional, finansial, administratif, bahkan logistik. "Penelitian kami menunjukkan lebih banyak wanita dengan pasangan yang mendukung usaha mereka, dapat mengatasi pasang-surut dalam berbisnis ketimbang perempuan lajang," ucapnya.

Sedangkan bagi wanita lajang, Marylou Kneale menambahkan, mereka bisa mengambil keputusan berisiko tinggi dalam berbisnis karena tak perlu mempertimbangkan risiko yang hanya berimbas kepada dirinya. "Dalam berusaha, wanita lajang bisa berfokus pada pertumbuhan bisnisnya dan punya lebih banyak waktu untuk menjalin relasi daripada perempuan yang sudah menikah atau berkeluarga," katanya.

AURA

Berita terkait

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

1 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

3 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

4 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

5 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

6 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

6 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

7 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

7 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

8 hari lalu

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

8 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya