Bangga Berbudaya Indonesia, Gunakan Kain Tradisional Setiap Hari

Kamis, 16 November 2017 18:17 WIB

Ilustrasi tenun alam.

TEMPO.CO, Jakarta - Seperti kain sari yang masih digunakan oleh perempuan India setiap hari, kain Nusantara Indonesia yang sudah berbagai macam juga seharusnya digunakan dengan bangga oleh masyarakat kita. Batik, tenun, dan berbagai kain lain adalah kebanggaan besar Indonesia, yang tidak dapat ditemukan di negara lain.

Namun, pelestarian kain tradisional semakin sulit. Dengan para perajin yang semakin tua dan banyak perusahaan yang menggunakan pabrik untuk mencetak motif batik, banyak motif tradisional yang terancam punah dan banyak tempat perajin yang tutup karena tidak mendapat upah yang cukup.

“Perlindungan dan pelestarian kain itu hanya akan efektif kalau mendapat dukungan dari masyarakat,” kata Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Swiss memiliki cokelat dan jam tangan, Jerman memiliki mobil mewah, dan India dikenal dengan sari, sedangkan Indonesia bisa dikenal dengan batik atau tenun, atau kain tradisional yang beragam.

Tetapi, sebelum kain Nusantara dapat dikenal oleh negara asing, masyarakat Indonesia sendiri harus mendukung. Dengan mendukung kain Nusantara, orang Indonesia juga mendukung para perajin yang terus melestarikan budaya.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Tenun Ikat Sumba Jangan Digunting, Begini Alasannya
Kiat Merawat Kain Tenun ala Cendy Mirnaz
Tenun Sumba, Motifnya Khusus Prosesnya 6 Bulan, Mahalkah?

“Misalnya, setiap perempuan di India menggunakan sari setiap hari, kan pasti beragam. Itu sudah banyak banget jumlah yang menggunakan sari, dan mereka bisa terus melestarikan budaya mereka. Kita sebenarnya juga bisa dengan Indonesia,” ujar Pincky Sudarman, CEO PT Alun Alun Indonesia Kreasi.

Untuk yang tidak bisa membeli batik tulis atau cap, batik cetak yang lebih murah juga tetap membantu pelestarian batik. Namun, bagi yang memiliki pendapatan cukup dianjurkan untuk lebih sering membeli batik tulis dan cap karena akan membantu pelestarian para perajin. Sekarang situasi perajin masih banyak yang tidak layak.

“Menenun dari jam 7 pagi, istirahat, makan solat. Lanjut sampai 18, istirahat, makan solat. Terus lanjut lagi sampai jam 22, dan itu hanya dapat 2 juta,” jelas Sjamsidar Isa, Presiden Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI).

Jadi dengan menggunakan kain Nusantara, seperti batik dan tenun, setiap hari masyarakat Indonesia membantu pelestarian dan pemberdayaan para perajin di daerah. Selain itu, masyarakat juga membantu membuat kain Nusantara dikenal dalam tingkat nasional dan diharapkan akhirnya akan dikenal dalam tingkat internasional.

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

6 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

6 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

6 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

10 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

10 November 2023

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI menyampaikan pengalaman mereka dalam membangkitkan eksistensi tenun khas Kesultanan Tidore yang sudah punah.

Baca Selengkapnya

Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

14 September 2023

Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

Desa Wedani di Kecamatan Cerme, Gresik menjadi sentra produksi kain tenun di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Keunikan Songket Pandai Sikek dari Sumatera Barat yang Membuatnya Berharga Mahal

30 Juni 2023

Keunikan Songket Pandai Sikek dari Sumatera Barat yang Membuatnya Berharga Mahal

Songket Pandai Sikek memiliki harga terbilang cukup tinggi dibandingkan jenis lainnya.

Baca Selengkapnya

Terkendala Sinyal, Ekonomi Digital Bisa Gagal

30 Juni 2023

Terkendala Sinyal, Ekonomi Digital Bisa Gagal

Pelaku usaha UMKM di luar Jawa masih terkendala urusan sinyal jaringan internet untuk memasarkan produknya di lokapasar

Baca Selengkapnya

Tak Berhenti di Selembar Kain Tenun

30 Juni 2023

Tak Berhenti di Selembar Kain Tenun

Sejumlah pelaku usaha kain tenun mengembangkan produk turunan untuk menambah penghasilan

Baca Selengkapnya