Cari Kerja Tak Cukup Pakai Ijazah Sarjana

Selasa, 31 Oktober 2017 21:50 WIB

Sejumlah pencari kerja memadati Tennis Indoor Senayan saat diadakan Bursa Lowongan Kerja , Jakarta, Selasa (16/06). Acara ini berlangsung mulai 16-18 Juni. Foto: TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Mencari pekerjaan sekarang gampang - gampang susah. Buat mereka yang punya pengalaman dan memiliki jejaring pertemanan yang luas, mendapatkan pekerjaan mungkin bukan hal yang sulit. Tapi bagaimana dengan mereka yang lingkungannya terbatas atau memiliki keterampilan yang pas-pasan?

Baca juga:
Kecanduan Video Game, Pengangguran Mengancam
Teknologi Artificial Intelligence Menjanjikan, Picu Pengangguran

Staf Ahli Bidang Akademik, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Paulina Pannen mengatakan sekarang mahasiswa sebaiknya lulus tidak dengan ijazah saja, melainkan harus disertai dengan sertifikat penunjang lainnya. "Persaingan di dunia kerja yang kian ketat, industri yang menuntut calon tenaga kerjanya mampu bekerja di bawah tekanan dan multitalenta, membuat banyak lulusan perguruan tinggi, bahkan dengan IPK cumlaude sekalipun kesulitan mencari kerja," kata Paulina di Jakarta.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik atau BPS, angka pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,28 persen dibanding 2016. Namun di sisi lain, pencapaian tersebut menyimpan masalah angka pengangguran berpendidikan pada 2017 yang naik menjadi 6,22 persen dibanding tahun lalu 5,34 persen.

Paulina menjelaskan kondisi pendidikan Indonesia selama empat tahun terakhir menunjukkan lompatan yang signifikan. Indikator kesuksesan sebuah universitas tak lagi dilihat dari seberapa banyak lulusannya, tapi seberapa banyak yang berhasil diserap oleh pasar kerja.

Advertising
Advertising

Doktor bidang Teknologi Pendidikan dari Syracuse University, Amerika Serikat, ini mengatakan butuh kerjasama lima elemen sekaligus untuk dapat meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi. Lima elemen itu mencakup pemerintah, akademisi, swasta atau pelaku industri, masyarakat, dan media. "Pendidikan adalah hajat hidup orang banyak, maka semua pihak harus saling bersinergi untuk menstimulasi hasil lulusan perguruan tinggi yang tidak saja berkualitas tapi siap bekerja secara mental," ucapnya.

Paulina mengimbau pihak universitas agar aktif menunjang mahasiswanya untuk terus berinovasi sejak masuk kuliah. Dia melanjutkan, jangan sampai hasil riset mahasiswa hanya tersimpan di perpustakaan. Untuk industri, Paulina berharap sektor ini membuka peluang bagi mahasiswa yang hendak melakukan praktik kerja atau riset.

Di sisi lain, dibutuhkan kesadaran dari mahasiswa untuk memperkaya diri dengan ilmu dari luar kelas. Contoh kecil yang dapat dilakukan adalah dengan mulai mengikuti kegiatan ektstrakulikuler, rajin mengikuti perlombaan, terlibat dalam organisasi kemahasiswaan, atau mengikuti pelatihan dan sertifikasi di luar kampus.

SATRIA DEWI ANJASWARI

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

2 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

2 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

2 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

3 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

6 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

7 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

7 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya