Ibu Mau Donor ASI, Jalani 2 Tahap Penyaringannya

Reporter

Rini Kustiani

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 14 Oktober 2017 12:58 WIB

Ilustrasi botol susu bayi. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Donor ASI memang dibutuhkan, tapi mesti tetap berpegang pada prosedur keselamatan untuk bayi. Adapun praktek donor ASI di Indonesia sudah cukup masif. Di berbagai jejaring sosial media, komunikasi antara pendonor dan penerima ASI kian mudah dan pencarian donor ASI semakin gencar beredar di grup-grup pesan instan atau media pertemanan sosial.

Baca juga:
Donor ASI, Saring Dulu dengan Tahapan Berikut
Donor ASI, Pastikan Tak Ada Transfer Virus HIV dan Hepatitis

Ketua Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Elizabeth Yohmi SpA, IBCLC, mengatakan ibu-ibu saat ini sangat sadar untuk memberikan ASI kepada bayinya. Hanya saja, mereka dengan mudahnya mendapatkan tawaran donor ASI, sehingga tidak mau berusaha memeras atau menyusui sendiri. "ASI terbaik adalah ASI dari ibu ke anaknya sendiri karena tubuh ibu memproduksi ASI dengan komposisi menyesuaikan kondisi bayinya, apakah lahir matur atau prematur," kata Elizabeth Yohmi dalam diskusi “Aturan Main Donor ASI” di Jakarta, Jumat 13 Oktober 2017.

Sebagai alternatif makanan bayi, ASI donor memang terbaik, karena paling bisa ditolerir. Tetapi Elizabeth Yohmi menegaskan, orang tua mesti mewaspadai kerugian dari ASI donor ini. "Meskipun ASI itu adalah susu, tetapi ia sebenarnya produk darah yang dapat mentransfer berbagai penyakit," ujarnya.

Mengutip prosedur donor ASI dari Satuan Tugas ASI IDAI, berikut ini tahapan penyaringan atau screening yang harus dilalui oleh seorang ibu yang hendak mendonorkan ASI-nya.

Advertising
Advertising

Penyaringan Tahap 1:
1. Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan.
2. Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui.
3. Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan mendonasikan ASI atas dasar produksi berlebih.
4. Tidak menerima transfusi darah dalam 12 bulan terakhir.
5. Tidak menerima transplantasi oragan/jaringan dalam 12 bulan terakhir
6. Tidak mengkonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid dan produk yang mungkin mempengaruhi bayi. Obat atau suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI.
7. Tidak memiliki riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, dan HTLV 2.
8. Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C, termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah, menggunakan obat ilegal, perokok, minum beralkohol.

Penyaringan Tahap 2:
1. Harus menjalani penyaringan meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), dan sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV, khususnya bila akan diberikan kepada bayi prematur.
2. Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan.
3. Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.

RINI KUSTIANI

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

16 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

17 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

24 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya