No Bra Day, Adakah Manfaat Tak Pakai Bra Buat Kesehatan

Reporter

Yunia Pratiwi

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 13 Oktober 2017 19:20 WIB

Ilustrasi wanita mengenakan bra. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - No bra day atau hari tanpa bra diperingati setiap 13 Oktober. Gerakan ini bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker payudara. Sejumlah selebriti, seperti Kendall Jenner dan Rihanna memutuskan tidak memakai bra setiap hari sejak tahun lalu.

Baca juga:
No Bra Day, Sesungguhnya Bukan untuk Adu Seksi

Beberapa wanita juga mulai mengganti bra dengan brallette, sejenis bra yang tidak menggunakan kawat dan cup, atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Kampanye no bra day yang diterjemahkan oleh sebagian orang dengan tidak memakai bra ini menimbulkan pertanyaan, apakah tidak memakai bra berdampak pada kesehatan?

Kenyataannya, tidak ada perbedaan atau pengaruh apapun pada kesehatan dengan memakai atau tidak memakai bra. "Kami tidak memiliki bukti yang mengatakan bahwa tidak memakai bra akan berdampak buruk kepadamu," ujar Patricia Geraghty, seorang praktisi perawat khusus kesehatan wanita di California seperti dikutip dari Healthline.

Salah satu dari sedikit riset yang bisa memberikan kesimpulan tentang manfaat tidak pakai bra ada pada sebuah studi yang dilakukan di 2013. Saat itu, seorang professor di Prancis, Jean-Denis Rouillon melakukan riset selama 15 tahun tentang dampak pemakaian bra pada kesehatan dalam kurun waktu tersebut. Jean-Denis Rouillon menyimpulkan bra tidak memberi manfaat bagi wanita dan sebenarnya bisa membahayakan payudara jika dipakai terus menerus sepanjang hari.

Advertising
Advertising

Penelitian Rouillon yang melibatkan 300 wanita berusia 18 sampai 35 menunjukkan wanita yang tidak memakai bra mampu mengembangkan lebih banyak jaringan otot. Selain itu, pemakaian bra bisa menghambat pertumbuhan bahkan justru membuat payudara menjadi kendur.

Sebaliknya, juga tidak ada penelitian yang mendetail tentang kaitan bra dengan kesehatan payudara. American Cancer Society menyatakan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan mengenakan bra dapat meningkatkan atau menurunkan risiko kanker payudara.

Pada 1999, ada sebuah studi di Australia tentang nyeri payudara dan gerakan payudara yang melibatkan wanita yang memakai bra fashion, bra olahraga, crop top, dan tidak memakai bra. Namun, penelitian itu lebih menyoroti masalah kenyamanan dibandingkan efek kesehatan lainnya

Terkait dengan penelitian, Patricia Geraghty mengatakan kesulitannya adalah melakukan penelitian jangka panjang mengenai topik tersebut. Periset harus mengikuti wanita selama beberapa dekade, baik kepadamereka yang memakai bra dan yang tidak. Bahkan mewawancarai wanita yang lebih tua tentang riwayat pribadinya untuk mempertimbangkan kondisi risiko potensial lainnya.

Jika menilik jauh ke belakang, pada tahun 1960-an beberapa peneliti menciptakan istilah "Cooper's droop" yang merujuk pada kondisi payudara yang kendur pada wanita yang tidak memakai bra dalam jangka waktu lama. Nama itu berasal dari ligamen Cooper yang membantu menahan payudara. Hanya saja, penelitian itu dilakukan bersamaan dengan kampanye sekelompok perempuan yang menolak mengenakan bra dan dianggap tidak lazim pada masa itu, Akhirnya, teori Cooper's Droop pun terbantahkan karena dianggap bermuatan politik.

Menurut Geraghty, payudara kendur tidak berbanding lurus dengan usia seseorang, memakai bra atau tidak, bahkan apakah wanita itu menyusui atau tidak. Dari pengalaman, Geraghty mengatakan kendur tidaknya payudara seorang perempuan terkait dengan seberapa sering dia hamil dan jarak antar-kelahiran.

Saat ini, Geraghty melanjutkan, memakai atau tidak memakai lebih menunjukkan pernyataan fashion daripada masalah kesehatan. Menurutnya, ketimbang meributkan pakai bra atau tidak, pakaian ketat yang menjadi tren di era 1800-an mungkin lebih berbahaya bagi kesehatan. "Karena fashion lebih berdasarkan seni, bukan basis kesehatan," katanya.

Artikel terkait:
Tebak Kepribadian Wanita dari Caranya Memakai Bra
Benarkah Tidur Pakai Bra Mencegah Payudara Kendur?

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya