Dampak Nikotin dalam Likuid, Bahan Bakar Vape

Reporter

Rini Kustiani

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 7 Oktober 2017 17:47 WIB

Sejumlah vape juice ditampilkan dalam dalam kompetisi Cloud Chasing di Vape Trade Convention (VTC), Meksiko, 11 Juni 2017. REUTERS/Victor Ruiz Garcia

TEMPO.CO, Jakarta - Rokok elektrik atau vaporizer atau vape tengah digandrungi masyarakat Indonesia karena dianggap lebih aman daripada rokok konvensional. Asumsi itu membuat sebagian masyarakat memanfaatkan rokok elektrik sebagai senjata untuk mengurangi atau bahkan menghentikan kecanduan terhadap tembakau. Benarkah rokok elektrik solusi untuk berhenti mencandu tembakau?

Baca juga:
Lagi, Dokter Ingatkan Bahaya Vape bagi Kesehatan
Penjelasan tentang Vaping Vs Rokok Konvensional
Siapa Bilang Vaping Lebih Aman? Simak Dulu Penjelasan Dokter

Rokok elektrik atau Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) merupakan alat pengubah zat-zat kimia menjadi uap lalu mengalirkannya ke paru paru. Di dalam rokok elektrik, terdapat tabung berisi cairan yang dapat diisi ulang. Orang awam menyebut cairan itu likuid. Likuid sebagai bahan bakar rokok elektrik mengandung zat nikotin dengan kadar bervariasi.

Meski tahu rokok elektrik mengandung nikotin, masyarakat tetap merasa aman mengonsumsinya. Kepala Deputi Bagian Informasi, Komunikasi, dan Pendidikan Yayasan Jantung Indonesia, dr. Siska Suridanda Danny, SpJP(K), menjelaskan di Indonesia belum ada kajian mendalam terkait efek jangka panjang penggunaan rokok elektrik.

“Kami belum memiliki cukup data untuk menyatakan keamanan vape dikaitkan dengan kesehatan jantung. Kami belum tahu efek jangka panjang rokok elektrik karena produk ini tergolong baru di Indonesia," kata Siska di Jakarta. Namun demikian, kandungan nikotin pada rokok elektrik memiliki efek adiksi yang berpotensi menyebabkan kecanduan.

Advertising
Advertising

Siska mengutip sebuah studi yang dilakukan Institut Neurosains dan Perilaku Manusia, University of California, Los Angeles, Amerika Serikat. Studi yang dipimpin Profesor Psikiatri Edythe London pada 2011 itu menemukan hubungan kuat antara kecanduan nikotin pada remaja dengan rendahnya tingkat aktivitas otak, khususnya di korteks prefrontal.

Pada tingkat kecanduan yang lebih tinggi, nikotin bersifat toksik sekaligus mematikan karena memengaruhi perkembangan otak. Sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta produsen rokok elektrik tidak membuat klaim bahwa menggunakan rokok elektrik menjadi cara aman untuk menghentikan kebiasaan merokok tembakau, sampai ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

TABLOIDBINTANG

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

6 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Modus Penyamaran Narkotika: Dari Kue, Permen, hingga Liquid Vape

6 hari lalu

Polisi Ungkap Modus Penyamaran Narkotika: Dari Kue, Permen, hingga Liquid Vape

Menyamarkan narkotika menjadi cairan liquid vape seperti yang dilakukan selebgram Chandrika Chika dan atlet eSports Aura Jeixy menambah daftar modus.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Ditangkap karena Konsumsi Narkoba

8 hari lalu

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Ditangkap karena Konsumsi Narkoba

Chandrika Chika adalah seorang selebgram dan Tiktokers yang populer melalui goyang Papi Chulo

Baca Selengkapnya

Ditangkap Karena Konsumsi Liquid Ganja, Chandrika Chika Cs Berpeluang untuk Direhabilitasi

8 hari lalu

Ditangkap Karena Konsumsi Liquid Ganja, Chandrika Chika Cs Berpeluang untuk Direhabilitasi

Polisi membuka peluang Chandrika Chika bersama lima temannya mendapat rehabilitasi narkoba, setelah ditangkap karena mengkonsumsi liquid ganja.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Ditangkap Saat Hisap Vape Berisi Liquid Ganja, Chandrika Chika Diduga Konsumsi Narkoba Sejak Lebih dari Setahun Lalu

8 hari lalu

Ditangkap Saat Hisap Vape Berisi Liquid Ganja, Chandrika Chika Diduga Konsumsi Narkoba Sejak Lebih dari Setahun Lalu

Selebgram Chandrika Chika ditangkap bersama lima temannya saat sedang menghisap vape berisi liquid ganja.

Baca Selengkapnya