Tak Hanya Mengganggu Emosi, Patah Hati Juga Bisa Merusak Fisik

Minggu, 24 September 2017 18:20 WIB

Ilustrasi patah hati/putus. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Patah hati memang membuat sedih dan perasaan itu wajar saja. Dalam titik tertentu, secara emosional patah hati bisa membuat Anda stres dan depresi. Bila selama ini Anda berpikir semua itu hanya di dalam kepala dan perasaan, Anda harus menerima kenyataan bahwa faktanya tidak demikian. Fisik juga merasakan sakit yang sama dengan perasaan.

Berikut lima dampak fisik yang mungkin saja terjadi pada Anda ketika mengalami patah hati seperti dilansir dari Active Beat dan I Heart Intelligence.

#Gangguan pencernaan
Patah hati yang sangat dalam bisa membuat Anda kehilangan selera makan atau justru memiliki keinginan makan yang besar. Pada kondisi tertentu, masalah ini bisa sampai dalam situasi yang ekstrem. Bungkusan makanan ringan yang menumpuk, botol-botol minuman bersoda, dan kotak es krim yang berserakan bukan sekadar stereotip bagi orang patah hati. Hal ini memang nyata. Atau di lain sisi Anda bisa jadi hanya ingin mengurung diri dan sama sekali tidak memiliki nafsu makan. Keduanya tentu sangat tidak baik bagi kesehatan.

#Lemas dan lesu
Jika pernah patah hati dan merasa sangat tidak berdaya dalam kondisi tersebut, Anda tak perlu malu mengakuinya. Activebeat.com menyebutkan patah hati bisa membuat Anda tidak memiliki energi dan motivasi untuk bergerak. Jangankan untuk berolahraga, untuk menjalani kegiatan sehari-hari pun kadang sulit. Padahal, dalam kondisi seperti ini olahraga bisa menjadi salah satu jalan keluar yang baik untuk membuat tubuh terasa segar dan menumbuhkan rasa positif dalam pikiran.

#Tekanan darah tinggi
Perasaan marah atau sedih yang sangat kuat ternyata dapat memicu meningkatnya tekanan darah. Hal ini disebabkan karena hormon adrenalin cenderung meningkat ketika orang marah dan sedih yang berlebihan. Jadi, wajar saja apabila pada kondisi tertentu Anda memiliki keinginan kuat untuk marah-marah pada sang mantan. Namun, lebih baik jangan dilakukan karena tekanan darah yang tinggi bisa memicu penyakit atau serangan jantung secara tiba-tiba. Tenangkan diri dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan.

Advertising
Advertising

#Rentan sakit
Rasa stres yang disebabkan oleh patah hati yang mendalam terbukti dapat melemahkan sistem imun. Dampaknya tak hanya hati yang rapuh tetapi juga tubuh rentan terhadap penyakit. Anda lebih mudah terinfeksi virus, terjangkit bakteri, dan terjadinya ketidakstabilan hormon dalam tubuh.

#Sindrom patah hati
Meskipun beberapa profesional di bidang kesehatan tidak terlalu mempercayai sindrom patah hati atau broken heart syndrome, tetapi sebenarnya patah hati bisa berubah menjadi penyakit bagi sebagian orang. Pada banyak kasus, dalam kondisi patah hati, jantung pun tidak berfungsi secara normal. Jantung tidak mampu memompa darah secara normal dan maksimal ke seluruh tubuh. Walaupun kondisi ini biasanya hanya terjadi sementara, tetapi dalam kondisi yang sangat parah bisa menyebabkan nyeri berlebihan di bagian dada dan gangguan pernapasan. Jadi, perasaan sakit atau nyeri di bagian dada bukan cuma sekadar istilah belaka dan Anda perlu mewaspadainya.

TSARINA MAHARANI

Artikel lain:
Ada 1001 Alasan Pria Selingkuh, Intinya Hanya 5
Penting, Jangan Sampai Anak Tahu Orang Tua Selingkuh
3 Alasan Anda Bakal Menyesal Jika Ngamuk ke Pelakor

Berita terkait

Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

14 hari lalu

Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

Seperti juga perempuan, laki-laki pun punya banyak alasan untuk memutus hubungan cinta. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

6 Tanda Pasangan Bukan Istri yang Baik

16 hari lalu

6 Tanda Pasangan Bukan Istri yang Baik

Sikap-sikap berikut menunjukkan perempuan tak bisa jadi istri yang baik, bahkan hanya menyusahkan suami dan mengganggu hubungan.

Baca Selengkapnya

Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

17 hari lalu

Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

Berikut hal-hal yang bisa menjadi daya tarik seseorang lebih dari sekedar penampilan fisik dan akan membuat hubungan bertahan lebih lama.

Baca Selengkapnya

10 Sinyal Pasangan Serius Membangun Hubungan

22 hari lalu

10 Sinyal Pasangan Serius Membangun Hubungan

Tak perlu menunggu hubungan berjalan lama, komitmen bisa muncul jika pasangan serius menjalin hidup bersama. Berikut tandanya.

Baca Selengkapnya

Alasan Pria Mempertahankan Hubungan dengan Wanita yang Tak Dicintai

23 hari lalu

Alasan Pria Mempertahankan Hubungan dengan Wanita yang Tak Dicintai

Kenapa laki-laki mempertahankan hubungan dengan perempuan yang bahkan tak disukainya? Berikut beberapa alasannya.

Baca Selengkapnya

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

35 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

39 hari lalu

1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

Pasangan selalu menunda tanggal pernikahan tanpa sebab yang jelas meski sudah lama berhubungan. Berikut 10 sinyal ia enggan menikah.

Baca Selengkapnya

Hubungan Tak Nyaman dengan Pasangan, Perlukah Diteruskan?

48 hari lalu

Hubungan Tak Nyaman dengan Pasangan, Perlukah Diteruskan?

Untuk mengetahui apakah Anda termasuk orang yang tidak nyaman dalam hubungan, simak enam tanda berikut.

Baca Selengkapnya

Masih Cinta dan Ingin Balikan dengan Mantan, Mulai dengan Langkah Berikut

53 hari lalu

Masih Cinta dan Ingin Balikan dengan Mantan, Mulai dengan Langkah Berikut

Anda masih sayang pada pasangan meski sudah putus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin balikan dengan mantan.

Baca Selengkapnya

Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

58 hari lalu

Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

Bercerai tak kenal usia. Ada lima alasan umum mengapa perceraian terjadi pada pasangan berusia di atas 50 tahun menurut psikoterapis.

Baca Selengkapnya