Penumpang Wanita Ganas? Persaingan atau Layanan Buruk?

Reporter

Jumat, 19 Mei 2017 19:05 WIB

Ilustrasi kereta commuter line. TEMPO/Bintari Rahmanita

TEMPO.CO, Jakarta - Anda wanita pengguna alat transportasi KRL Commuter Line pasti pernah mendengar istilah "Penumpang wanita lebih ganas daripada penumpang laki-laki". Istilah ini nampaknya memang nyata, terlebih saat video pertengkaran saling jambak antara dua penumpang wanita beredar secara viral beberapa waktu lalu.

Menurut psikolog Ajeng Raviando, mengingat seluruh penumpang di gerbong wanita adalah sesama perempuan, kadang timbul perasaan setara yang bisa meningkatkan kemungkinan friksi karena tidak ada yang mau mengalah.

Setiap orang merasa mempunyai hak sama untuk bisa duduk nyaman di gerbong itu, tak peduli apakah ada orang lain yang punya kebutuhan khusus seperti hamil, membawa anak, lanjut usia atau sakit dan tidak kuat berdiri lama.

Ketika pergi dan pulang dengan kereta penuh perjuangan di mana jumlah penumpang dan gerbong tidak sebanding, setiap orang pasti merasa lelah dan stres, apalagi bila terhimpit di gerbong padat yang sumpek itu terjadi setiap hari.

"Karena sudah terjadi rutin, pada akhirnya mengikis empati individu," kata Ajeng pada Kamis, 18 Mei 2017.

Ketika perempuan hamil, membawa anak, atau sudah lanjut usia yang berdiri, mereka yang duduk mungkin tetap cuek meski menempati kursi prioritas.

Seperti yang dialami oleh Sekar, misalnya. Dirinya pernah meminta haknya duduk di kursi prioritas karena dia sedang hamil, tapi ditolak mentah-mentah.

"Padahal dia tidak hamil, tapi dia bilang 'Tidak mau, saya kan sudah duluan'," kata Sekar yang mengalah dan mencari kursi prioritas di tempat lain.

Juneman Abraham, psikolog sosial dari Universitas Bina Nusantara, menjelaskan fenomena perilaku agresif di gerbong wanita disebabkan oleh persaingan antarperempuan.

Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa hubungan antarperempuan sesungguhnya penuh persaingan.

"Persaingan dalam konteks ini bermakna perjuangan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, baik sumber daya fisik (makanan, tempat) maupun sumber daya psikologis atau emosional (cinta) dan sosial (status, kedudukan)," tulisnya melalui surat elektronik.

Juneman mengatakan, sesama perempuan merasa perlu bersaing keras satu sama lain karena saat ini pada masyarakat status dan posisi perempuan masih lebih rendah dari laki-laki.

"Itu membuat perempuan seringkali membentuk kelompok eksklusif," katanya, menambahkan anggotanya adalah orang yang dianggap bisa memberikan bantuan dan dukungan.

Di dalam kelompok sendiri, perempuan tidak mengizinkan ada persaingan karena mereka mementingkan kerjasama.

Tetapi di luar kelompoknya, perempuan bisa jadi lebih agresif untuk meneguhkan posisi dirinya di atas perempuan lain yang tidak berhubungan.

"Hal tersebut adalah hal pertama yang yang menjelaskan mengapa perempuan (umumnya tidak saling kenal) bisa jambak-jambakan di gerbong wanita."

Di sisi lain, mayoritas perempuan bersaing secara tersamar agar mereka tidak terlihat sangat kompetitif. Perempuan ingin tujuannya tercapai, tapi jangan sampai ada pembalasan terutama fisik.

"Peneguhan posisi diri perempuan secara tersamar itu juga yang menjadi sebab mengapa perempuan bisa pura-pura tidak melihat atau tidur meskipun ada perempuan hamil di sekitarnya sedang membutuhkan tempat duduk di KRL."

Sosiolog Nia Elvina berpendapat akar masalah dari fenomena ini adalah pelayanan transportasi publik yang masih buruk. Jumlah gerbong yang tidak bisa menampung jumlah penumpang memicu orang bersikap tidak manusiawi.

ANTARA

Berita lainnya:

4 Jenis Tabungan yang Berisiko dan Bikin Uangmu Berkurang
Yoghurt Tak Bisa Gantikan Manfaat Sayur dan Buah
Jadi Mak Comblang yang Andal, Ada 4 Aturan Main

Berita terkait

Rencana Rute KRL Tembus hingga Karawang, KCI: Ada Rencana, Tunggu Pemerintah

8 hari lalu

Rencana Rute KRL Tembus hingga Karawang, KCI: Ada Rencana, Tunggu Pemerintah

Keputusan memperpanjang rute perjalanan KRL hingga ke Karawang merupakan wewenang pemerintah.

Baca Selengkapnya

Rencana Kenaikan Tarif KRL, Ini Tanggapan PT KCI

8 hari lalu

Rencana Kenaikan Tarif KRL, Ini Tanggapan PT KCI

Tarif kereta rel listrik (KRL) direncanakan akan naik. Bagaimana tanggapan PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI?

Baca Selengkapnya

Tim Cook Kunjungi Apple Developer Academy BINUS, Perkuat Pengembangan Talenta Digital Indonesia

14 hari lalu

Tim Cook Kunjungi Apple Developer Academy BINUS, Perkuat Pengembangan Talenta Digital Indonesia

CEO Apple, Tim Cook melakukan kunjungan ke Apple Developer Academy @BINUS sebagai bagian dari agenda pengembangan talenta digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Catat Rekor Baru Jumlah Pengguna KRL di Masa Libur Lebaran 2024, Tembus 31 Ribu Orang

19 hari lalu

KAI Commuter Catat Rekor Baru Jumlah Pengguna KRL di Masa Libur Lebaran 2024, Tembus 31 Ribu Orang

"Kami melihat beberapa potensi anak-anak ikut naik KRL."

Baca Selengkapnya

KRL Anjlok di Dekat WTC Mangga Dua, KAI Commuter Line Masih Lakukan Evakuasi

19 hari lalu

KRL Anjlok di Dekat WTC Mangga Dua, KAI Commuter Line Masih Lakukan Evakuasi

Rangkaian kereta rel listrik atau KRL anjlok di lintas Stasiun Kampung Bandan-Rajawali tepanya di depan WTC Mangga Dua pada Sabtu pagi.

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Prediksi Jumlah Pengguna KRL Yogya-Solo saat Libur Lebaran 2024 Lebih dari 63 Ribu Orang

21 hari lalu

KAI Commuter Prediksi Jumlah Pengguna KRL Yogya-Solo saat Libur Lebaran 2024 Lebih dari 63 Ribu Orang

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba memperkirakan kenaikan jumlah pengguna Commuter Line mencapai puncaknya pada Sabtu, 12 April 2024.

Baca Selengkapnya

KAI Tambah Perjalanan KRL ke Bandara Soekarno-Hatta dan Kereta Arah Merak

27 hari lalu

KAI Tambah Perjalanan KRL ke Bandara Soekarno-Hatta dan Kereta Arah Merak

PT KAI menambah perjalanan KRL ke Bandara Soekarno-Hatta dan kereta api arah Merak selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

31 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Kejari Depok Terima SPDP Kasus Pembobolan Kartu Multi Trip KRL

55 hari lalu

Kejari Depok Terima SPDP Kasus Pembobolan Kartu Multi Trip KRL

Kejari Depok telah menerima resmi SPDP dari penyidik kriminal khusus Polres Metro Depok kasus ilegal akses pembayaran Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Baca Selengkapnya

Sistem Top Up Kartu Multi Trip KRL Dibobol Pemuda Depok, KAI Commuter Pastikan Keamanan Saldo Pelanggan

56 hari lalu

Sistem Top Up Kartu Multi Trip KRL Dibobol Pemuda Depok, KAI Commuter Pastikan Keamanan Saldo Pelanggan

PT KAI Commuter pastikan keamanan saldo pelanggan, buntut pembobolan sistem top up kartu multi trip KRL oleh pemuda Depok.

Baca Selengkapnya