Alasan Seseorang Lakukan Kebohongan di Media Sosial

Reporter

Selasa, 14 Maret 2017 17:00 WIB

Ilustrasi wanita memainkan atau memegang handphone atau ponsel. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cukup mudah memahami istilah “Insta Lie”. Istilah yang mulai populer sejak tahun 2015 ini terdiri dari dua kata, yaitu "Insta" yang merupakan kependekan dari Instagram dan "lie" yang berarti bohong.

Secara sederhana, Insta lie bisa kita maknai sebagai kebohongan di Instagram. Secara lebih luas, kebohongan di media sosial. Tidak hanya dalam bentuk status yang ditulis, tapi juga foto dan video yang diunggah.

Beberapa waktu belakangan, kesadaran orang akan fenomena Insta lie semakin meningkat. Dunia psikologi pun semakin banyak mengupas hal ini dan bahkan memberitahu kita cara mengenalinya. Hingga cukup mudah saat ini bagi kita untuk mengetahui apakah sesuatu yang ditampilkan di media sosial itu asli atau palsu, walau tetap tidak bisa benar-benar 100 persen yakin.

Psikolog klinis dewasa Anna Margaretha Dauhan menjelaskan, terjadinya fenomena Insta lie, tidak lain karena adanya dorongan pada kebanyakan orang untuk dipersepsi positif dan diterima oleh orang lain.

“Untuk beberapa orang, kebutuhan yang mendasari juga bisa saja kebutuhan untuk diakui atau dihargai orang lain,” kata Anna.

“Dalam beberapa kasus, hal ini juga didasari oleh perasaan 'I am not good enough', sehingga perlu menampilkan hal yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya,” katanya menambahkan.

Bukan sebuah perasaan yang aneh atau salah. Dijelaskan Anna, kebutuhan mendapatkan pengakuan sebenarnya kebutuhan dasar yang sudah ada di setiap orang dan sudah ada sejak dulu kala. Hanya media dan bentuk penyalurannya saja yang berbeda-beda.

Pada era media sosial, kemudahan orang lain memberikan tanggapan atau bereaksi dengan cepatlah yang membuat kebutuhan semacam ini sebaiknya dikendalikan, kecuali siap menjadi korban perundungan karena kepalsuannya terlihat nyata.

Walau ketika yang terjadi sebaliknya pun sama mengerikan. Saat banyak orang terpesona dengan apa yang kita unggah, salah satu tanda memberi tanda like pada setiap unggahan, akan menyebabkan candu.

“Apabila ada feedback yang didapat berupa jumlah follower atau like yang meningkat, maka hanya akan memperkuat perilaku berbohong di media sosial karena ada respons positif yang diinginkan itu,” tutur Anna.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
7 Aturan Mengemudi yang Wajib Anda Tahu!
Viral, Mahasiswi Korea Susutkan Berat Badan hingga 50 Kilogram
Gurihnya Bloody Mary Smoothies, Baik untuk Kesehatan

Berita terkait

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

1 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

2 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

2 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

6 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

6 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

7 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

10 hari lalu

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.

Baca Selengkapnya

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

10 hari lalu

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

10 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

11 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya