TEMPO.CO, Jakarta - Berhasil mendidik anak-anak dengan baik adalah impian semua orang tua. Untuk itu, pola asuh orang tua sangat penting untuk menciptakan perilaku anak yang baik. Seperti apa?
Psikolog Henni Norita dari Lembaga Psikologi Hikari mengatakan orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda, ada yang otoriter, demokratis, dan permisif. “Setiap orang tua boleh saja menerapkan pola asuh tersebut. Namun kenyataannya, pola asuh otoriter sudah tidak cocok lagi untuk anak generasi sekarang,” kata Henni saat ditemui di Socieaty Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
Pola asuh otoriter cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang diperintah, orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. “Jika orang tua menerapkan pola otoriter sejak anak usia dini, kemungkinan anak mengalami gangguan berbicara. Selain itu, anak menjadi penakut dan pendiam,” ujarnya.
Untuk pola asuh demokratis, orang tua lebih memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, serta pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
Menurut Henni, pola asuh demokratis cenderung lebih banyak diterima anak. Orang tua tipe ini mau mendengar apa keinginan anak. Selain itu, anak bebas melakukan tindakan tapi tetap di bawah pengawasan orang tua. Jadi perilaku anak pun hingga dewasa memiliki kemampuan untuk memilih, bijak, dan mandiri.
Sedangkan untuk pola asuh permisif, biasanya orang tua lebih memanjakan anak. Selain itu, anak kurang pengawasan. “Pada pola asuh permisif, anak cenderung diberi kebebasan tanpa pengawasan yang cukup. Terkesan cuek, tidak menegur, atau memperingatkan anak meski sedang dalam bahaya. Pola ini memang disukai anak, tapi menciptakan perilaku anak yang agresif, manja, dan kurang percaya diri,” tutur Henni.
TABLOIDBINTANG.COM
Baca juga:
Deteksi Suasana Hati Anak Lewat Warna
4 Kebutuhan Psikologis Anak Korban Perceraian
Tak Cukup Larang Anak Bicara dengan Orang Asing, Kenapa?