TEMPO.CO, Jakarta - Kehamilan ektopik terjadi apabila telur yang telah dibuahi menempel atau berkembang di luar rahim, biasanya di dalam tuba falopi. Kebanyakan kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi sehingga sering disebut dengan tubal pregnanicies.
Setelah pembuahan, telur yang dibuahi berenang melewati tuba falopi untuk menuju ke rahim. Jika tuba falopi bermasalah atau gagal menyediakan jalur telur yang terbuahi tadi ke rahim, telur akan menempel di tuba falopi dan tumbuh di sana.
Meskipun jarang terjadi, ada juga kejadian saat telur yang dibuahi justru menempel pada indung telur, pada leher rahim, perut, atau bahkan bekas luka operasi sesar.
Sekitar 2 persen kehamilan adalah kehamilan ektopik. Ada juga kondisi ketika embrio menempel di uterus atau rahim dan satunya lagi menempel di tuba falopi atau tempat lain. Kondisi langka ini disebut kehamilan heterotropik. Sekitar 1 dari 4.000 hingga 10.000 kehamilan adalah kehamilan heterotropik.
Kehamilan ektopik yang tidak terdeteksi atau tidak segera ditangani dapat menyebabkan rasa sakit luar biasa karena pendarahan yang disebabkan kerusakan tuba falopi. Situasi ini cukup berbahaya karena dapat menyebabkan tuba falopi pecah dan membahayakan nyawa sang ibu jika pendarahan tidak ditangani dengan tepat.
Bagi Anda yang mengalami kehamilan ektopik, segeralah mengambil tindakan. Sayangnya, tidak ada cara untuk memindahkan janin ke dalam rahim. Oleh karena itu, tidak ada acara selain Anda harus mengakhiri kehamilan.
Artikel lain:
Tren Sushi Salmon, Simak Triknya Agar Tetap Cerah dan Segar
Orang Pintar Hidup Lebih Sehat, Begini Penelitiannya
Pilih Melajang, Nikmati 5 Keuntungannya