TEMPO.CO, Jakarta - Anda pasti sudah akrab dengan abon daging sapi atau ayam. Abon merupakan salah satu penganan yang sering dijadikan lauk untuk menyantap nasi. Selain kaya gizi, teksturnya yang kering membuat abon mudah dan praktis untuk dibawa. Hal inilah yang menginspirasi Kenny Alkano untuk mencari peluang dengan membuat makanan olahan yang praktis tetapi tetap bergizi yakni, abon tuna.
Selain praktis, kandungan nutrisi di dalamnya tidak jauh beda dengan daging atau ikan olahan lainnya. Itulah yang terlintas di benak Kenny ketika buah hatinya susah makan. Ia membuat abon berbahan dasar ikan tuna untuk merayu si kecil. Akhirnya, si kecil lahap makan nasi dengan abon tuna itu.
Sejak itu, Kenny menawarkan abon tuna buatannya kepada saudara dan sahabat. Mereka memberi respon positif. Pada 2015, Kenny memberanikan diri memasarkan abon tuna buatannya lewat media sosial. “Saat itu, saya memasarkan hanya lewat Facebook. Abon saya mendapat respons bagus. Lalu saya putuskan untuk memasarkannya lewat akun instagram @abonnonatuna,” ujar Kenny di Jakarta.
Kelebihan abon tuna milik Kenny, yakni menggunakan bahan-bahan segar. Kenny mendatangkan bahan baku ikan tuna dari Cilacap, Jawa Tengah. “Saya sudah melakukan banyak percobaan dengan ikan tuna dari berbagai daerah. Menurut saya, ikan tuna dari pantai selatan-lah yang paling bagus. Teksturnya kenyal. Untuk menjaga kesegarannya, Abon Nona Tuna diproduksi langsung di Cilacap. Jadi, ikan segarnya langsung diolah,” tutur wanita 31 tahun ini bercerita.
Abon Nona Tuna tidak menggunakan penyedap rasa dan bahan pengawet. Rasa abon yang gurih nan legit didapat dari bumbu dapur segar. Sedangkan untuk mengawetkan abon tuna, Kenny mengandalkan spinner untuk menghilangkan kadar minyak di dalam abon. Minyak yang digunakan untuk menggoreng pun bukan minyak curah, melainkan minyak kemasan supaya abon tetap awet dalam waktu lama.
Untuk mengetahui ketahanan dan kualitas abon, Kenny melakukan serangkaian uji pangan di laboratorium Universitas Pasundan, Bandung. Hasilnya, abon tuna miliknya bertahan selama 10 hingga 11 bulan. Abon Nona Tuna Kenny telah mengantongi label halal dari MUI Jawa Barat dan sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PPIRT).
Diakui Kenny, pemasaran yang paling menjanjikan saat ini melalui media sosial dan sistem reseller. Abon Nona Tuna kini memiliki tidak kurang dari 100 reseller. Dengan sistem ini, pendistribusian Abon Nona Tuna merata ke seluruh Indonesia. Bahkan, luar negeri.
Popularitasnya merambat dari media sosial ke pusat oleh-oleh di Jawa Barat dan pusat perbelanjaan besar di Karawang. Bisnis abon, baginya, bukan sekadar mencari untung. Lebih dari itu, Abon Nona Tuna membuka lapangan kerja bagi orang lain. “Saya menggunakan bahan baku ikan tuna lokal yang secara tidak langsung membantu para nelayan negeri kita. Kebanyakan reseller saya ibu rumah tangga. Mereka mengaku terbantu (dalam hal ekonomi) dengan menjual Abon Nona Tuna,” tutur Kenny.
Berita lainnya:
Menjajal Saus Heboh di Hooters Jakarta
5 Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Mandi
Jaga Kesehatan, Jessica Iskandar Berlatih Yoga dan Muay Thai