TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Utara mengingatkan kepada masyarakat agar mewaspadai bahaya penggunaan kertas yang merupakan hasil daur ulang dan dijadikan pembungkus makanan.
"Hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia karena kertas tersebut bercampur dengan bahan kimia," kata Ketua YLKI Sumatera Utara Abubakar Siddik, di Medan, Selasa, 20 Desember 2016.
Menurut dia, para penjual makanan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan kertas daur ulang tersebut, yang kemungkinan banyak terdapat bibit bakteri atau sumber penyakit yang akan menyerang manusia.
"Sebelum peristiwa yang tidak diinginkan itu terjadi, alangkah baiknya kita mengingatkan penggunaan kertas pembungkus yang diperoleh dari hasil daur ulang tersebut," ujar Abubakar.
Ia menyebutkan yang namanya kertas bekas atau hasil daur ulang tentunya sangat rentan menimbulkan penyakit di tengah masyarakat dan hal ini harus segera dicegah. Masyarakat juga tidak mau jatuh sakit hanya gara-gara menggunakan kertas daur ulang yang dihasilkan dari sebuah pabrik di negeri ini. "Kita juga harus menyelamatkan masyarakat dari bahaya pemakaian kertas daur ulang," ucapnya.
Abubakar menjelaskan, kertas daur ulang banyak dimanfaatkan penjual makanan untuk membungkus nasi, mi, martabak, gorengan, dan sebagainya. Untuk menghindari agar masyarakat tidak terkena penyakit yang sangat berbahaya itu, maka petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan akan turun tangan untuk memeriksa kertas daur ulang tersebut.
Penyakit berbahaya yang bersumber dari zat-zat kimia tersebut adalah kanker, kerusakan hati, dan gangguan reproduksi. "Pemerintah melalui Dinas Kesehatan, BBPOM, dan institusi terkait lainnya harus meneliti terlebih dahulu kertas daur ulang tersebut sebelum digunakan masyarakat maupun pedagang makanan," kata Abubakar.
Berdasarkan riset yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas pangan yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram. Sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram. Artinya, ada 105-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.
Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya dan ini melebihi batas yang ditentukan.
Artikel lain:
Manfaat Jeruk Nipis, Bakar Lemak hingga Bantu Pencernaan
Minum Obat Kesuburan Supaya Hamil, Pahami Risikonya
Cara Mudah Turunkan Berat Badan dengan Minyak Kelapa