TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran lampu hias di rumah bukan cuma berfungsi sebagai alat penerang, tetapi juga mampu memperkuat konsep interior yang ada. Di pasaran kini sudah banyak lampu-lampu hias dengan bentuk yang beragam. Mulai dari bergaya klasik, modern, hingga natural. Dari yang untuk dipasang di dinding hingga untuk digantung di langit-langit.
Desainer interior Agam Riadi menuturkan, pemilihan lampu hias sangat bergantung pada gaya interior yang tersedia. Bila penghuni hendak memunculkan kesan mewah maka bisa memilih lampu chandelier kristal.
Kalau gaya interiornya vintage, gunakan lampu hias yang bertema klasik. Kemudian jika gayanya modern, pilihlah lampu hias bermaterial metal dengan warna bronze. "Kalau gaya interiornya industrial, bisa gunakan lampu-lampu hias layaknya lampu pabrik. Semua pilihan lampu hias ini diselaraskan dengan gaya interior yang ada," ujar pemilik Agam Riadi Interior Consulting ini.
Adapun lampu-lampu hias berbentuk ranting atau dedaunan cocok diterapkan pada interior bergaya natural, eklektik, klasik, rustic, dan resor. Namun, lampu tipe ini tidak sesuai jika diterapkan pada interior bergaya industrial dan minimalis. Sebab kedua gaya tersebut tidak menampilkan unsur natural di dalamnya. "Nantinya akan tabrakan bila diletakkan di ruang minimalis atau industrial," ujarnya.
Setelah menyesuaikan lampu hias dengan gaya interior, langkah selanjutnya adalah menyematkannya dengan besaran ruang yang tersedia. Misalnya, apabila skala ruangnya tidak terlalu besar, satu lampu hias saja sudah cukup.
Sebaliknya, jikalau ukuran ruang terlalu besar satu lampu hias tidak cukup, tetapi harus dipasang tiga lampu hias. Tujuannya agar keberadaan lampu-lampu hias tersebut dapat terasa. "Jika lampu hias kecil ditaruh di ruang terlalu besar itu seperti liliput (lampu hiasnya-red)," ujarnya.
Di samping besaran ruangan, penghuni harus memperhatikan pula tinggi langit-langit. Agam mengungkapkan tinggi langit-langit ini sangat mempengaruhi keberadaan lampu hias, apakah memiliki peranan atau tidak.
Agar lampu hias berperan sebagai penghias ruangan maka idealnya tinggi langit-langitnya berjarak 2 hingga 3 meter lebih dari lantai. Dengan jarak tersebut, mata akan mudah memandang lampu hias.
Sebaliknya bila tinggi langit-langitnya 5 hingga 6 meter maka lampu hias tersebut harus dimodifikasi agar jaraknya sesuai dengan pandangan mata. Kata Agam saat ini sudah tersedia lampu-lampu hias yang didesain khusus bagi langit-langit berketinggian di atas 5 meter. "Lampu-lampu tersebut biasanya costume," ujar.
Hal lainnya yang harus jadi perhatian penghuni rumah dalam memilih lampu hias adalah unsur pencahayaan. Jika lampu hias tersebut difungsikan sebagai lampu penerangan utama maka harus mampu menyoroti sesisi ruangan.
Tentunya cahaya itu disesuaikan dengan kenyamanan di dalam ruangan. Bila lampu hias diperuntukkan bagi sebuah galeri maka penerangannya hanya di titik-titik tertentu.
Dalam penempatannya, lampu hias bergantung pada selera penghuni masing-masing. Mulai dari ruang tamu, makan, hingga powder room, semuanya memungkinkan dipasang lampu hias. Agam menilai di sinilah peran desainer diperlukan untuk memantaskan lampu ditaruh di ruang mana. Bagi dia penempatan lampu hias itu tidak statis.
Tak ada aturan yang mengharuskan lampu ini berada di sebuah ruang tamu atau lainnya. Namun desainer umumnya akan banyak mengeksplorasi dan mengkreasikan lampu hias dengan kondisi ruangan yang ada.
Menyangkut perawatan lampu-lampu ini sebetulnya penghuni tak perlu khawatir. Desainer interior anggota ID12 itu mengatakan, kini para produsen lampu-lampu hias sudah menyediakan paket perawatan secara berkala seperti pergantian bohlam atau memperbaiki kerusakan lainnya. Namun, jika lampu-lampu tersebut berada di luar ruangan, perawatannya bisa lima bulan sekali.
Berita lainnya:
Makan Siang yang Benar Kunci Mencegah Lapar Tengah Malam
UberKebun, Demi Kota yang Hijau
Alasan Anak Menyontek