TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi lampu kian waktu terus berkembang mengikuti zaman, dari era lampu bohlam (fluorescent) ke teknologi terbaru lampu light emitting diode (LED). Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa penggunaan lampu LED banyak memberi keuntungan. Dari cahaya yang lebih baik, harga lebih terjangkau, dan energi yang lebih hemat.
Dengan keunggulan itu, tidak mengherankan bila beberapa negara bagian di Amerika Serikat memutuskan untuk mengganti lampu jalan dengan LED. Tapi keinginan itu sepertinya harus ditunda. Sebab, baru-baru ini, Asosiasi Medis Amerika (AMA) mengeluarkan sebuah pernyataan mengenai efek samping penggunaan LED.
Menurut AMA, cahaya yang dipancarkan lampu LED dapat mempengaruhi siklus tidur manusia, sehingga membuat kepala pusing, mengantuk, stres, bahkan menjadikan manusia lebih gemuk. “Selain memiliki keuntungan hemat energi, ada beberapa risiko yang muncul bila LED digunakan sebagai lampu jalan,” kata Maya A. Babu, anggota perwakilan AMA, seperti yang dilansir Fox News, Rabu, 22 Juni 2016.
Efek paling buruk terjadi pada penggunaan LED sebagai perangkat tetap yang memancarkan sinar biru dalam jumlah besar. Berikut ini akibat lain yang ditimbulkan bila terpapar cahaya biru LED dalam jumlah besar.
1, Melihat cahaya semakin silau meski dilakukan pada malam hari.
2. Tekanan terhadap hormon melatonin yang bekerja mengatur siklus tidur manusia.
3. Dapat mengganggu siklus hidup hewan penjaga ekosistem, seperti burung, serangga, kura-kura, dan ikan.
4. Menyebabkan kantuk saat menyetir.
5. Menyebabkan gangguan tidur.
6. Melemahkan aktivitas tubuh.
7. Obesitas.
FOX NEWS | CHETA NILAWATY
Baca juga :
Menatap Ponsel di Tempat Tidur Bisa Sebabkan Buta Sementara
Ingin Kencan yang Indah, Cobalah Makanan Ini Sebelum Pergi
Ini yang Akan Dialami Pria bila Ia Mendua