TEMPO.CO, Semarang - Jalan Kusumawardani adalah kawasan kuliner di Semarang, Jawa Tengah. Dari deretan neon box, terdapat gambar kuali bertuliskan "Dapoer Bistik". Gambar kuali dan kata "bistik" menunjukkan perpaduan dua tradisi kuliner: Jawa dan Barat. Dan begitulah pesan yang ingin disampaikan kedai makan ini.
Dapoer Bistik, sebuah tempat makan yang sederhana, bersih, akrab, tapi tidak terlalu "wah". Penataan ruang Dapoer Bistik sengaja didesain di atas warung makan, tapi di bawah kafe atau restoran. Pilihan ini untuk mendekatkan pengunjung pada segmen pasar seputar Jalan Kumawardani, yang merupakan kawasan perkantoran dan kampus.
Konsep Dapoer Bistik adalah open kitchen. Pengunjung bebas menyaksikan juru masak mengolah menu pilihan pelanggan. Sambil menunggu menu pilihan dipersiapkan, pengunjung bisa menyaksikan kelihaian para koki memasak. Menu bistik yang ditawarkan adalah lidah sapi, iga bakar, dan "torpedo" sapi. Bagi yang menghindari daging sapi, tersedia bistik kepiting, udang, cumi-cumi, dan kerang hijau.
Bistik lidah sapi adalah salah satu menu favorit pengunjung. Di hampir semua restoran berbintang, menu kolonial ini menjadi salah satu menu favorit. Selain tekstur dagingnya yang lembut, lidah sapi mempunyai kandungan gizi dan vitamin yang tinggi, seperti vitamin B12 dan seng (Zn), yang baik untuk memperbaiki metabolisme tubuh. Diyakini pula, kandungan gizi pada lidah sapi juga baik untuk wanita hamil.
Bistik ini dimasak dalam dua pilihan: pedas dan manis. Penyajian bistik lidah sapi dipadu dengan irisan kentang dan tomat. Rasa rempah pada sausnya sangat terasa. Sedangkan sensasi pedasnya berasal dari paduan lombok, merica, dan lada hitam.
Bistik iga bakar juga menjadi pilihan favorit lain. Rasanya sama dengan bistik lidah sapi. Yang membedakan adalah daging iganya. Pengunjung tak perlu khawatir akan mendapat daging yang alot. Sebab, daging iga sebelumnya telah dibacem dan dipresto. Penyajian bistik iga bakar dipadu dengan kentang, buncis, dan taburan jagung. Iga bakar juga disajikan dalam bentuk sup.
Menu andalan lain yakni bistik "torpedo" sapi. Menu ini jarang kita jumpai dalam bentuk bistik. "Torpedo" memberi sugesti menambah "stamina" bagi kaum Adam.
Bistik Torpedo
Ketika Anda menikmati aneka bistik di Dapoer Bistik, lupakanlah sindrom kolesterol atau dampak negatif lain yang dikesankan selama ini selalu melekat pada daging. Sebab, semua menu disajikan dalam gerabah tembikar, yang diyakini mampu menyerap kolesterol dan unsur negatif pada daging. Penggunaan tembikar untuk sajian masakan merupakan salah satu kearifan lokal warisan nenek moyang kita.
Bagi pencinta sea food, bistik udang, kerang hijau, cumi-cumi, dan kepiting menjadi pilihan yang menarik. Menu bebek dan ayam goreng juga melengkapi koleksi menu di kedai ini. Untuk menambah kenikmatan bersantap, tersedia pula sup brokoli, tumis kangkung, dan capcai vegetarian.
Baca juga:
6 Tip Hemat Makan di Restoran
Tempat Makan Baguette Rame-rame
Mr. Mushroom Resto & Farm, Rumah Jamur Sekaligus Edukasi