TEMPO.CO, Jakarta - Benar jika menjadi seorang pekerja lepas itu artinya Anda memiliki banyak kebebasan. Terutama mengatur kebebasan mengatur waktu. Namun jika Anda sudah mulai jenuh dengan pekerjaan Anda sebagai pekerja lepas, tidak ada salahnya untuk mencoba sesuatu yang baru—mendirikan perusahaan sendiri misalnya?
John Rampton dalam Fast Company bercerita tentang pengalamannya yang pernah menjadi seorang pekerja lepas untuk kemudian menjadi seorang pendiri Startup yang sukses. (baca :Di Instagram, Akhirnya Beyonce Posting Si Kembar)
1. Bekerja dengan orang lain lagi
Seorang pekerja lepas atau freelancer umumnya tidak banyak bersosialisasi, dan itu sama sekali bukan hal yang buruk. Banyak dari kita sebenarnya lebih suka sendirian sehingga. Namun bukan berarti seorang pekerja lepas selalu sendiri, ia bisa saja ditugaskan dalam sebuah proyek—meskipun biasanya para pekerja lepas hanya berurusan dan berkorespondensi dengan hanya satu atau dua orang.
Ketika Anda mendirikan startup, ini bisa menjadi transisi yang sulit karena sebagai pendiri startup, Anda harus melibatkan banyak orang. Seorang pendiri startup atau bisnis, tidak mungkin bisa menangani semua tanggung jawab itu sendiri. Anda mungkin membutuhkan pengembang, penulis, dan tenaga penjualan. Anda juga mungkin harus memikirkan pengelolaan media akuntansi, hukum, dan sosial.
Dalam waktu singkat, Anda dikelilingi orang-orang yang harus Anda percaya dan bergantung secara intensif. Berbicara dari satu orang ke orang lain untuk mengelola sebuah tim merupakan kejutan besar bagi Anda yang terbiasa bekerja lepas sendirian. Mau tidak mau, Anda harus mengerjakan keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan kepemimpinan untuk memastikan semua orang berada di ‘halaman’ yang sama.(baca :Demi Anak, Begini Trik Agus Ringgo Memilih Pekerjaan)
Selanjutnya :Pekerja lepas harus menetapkan tengat waktu