TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid, kerap menghadapi pengalaman unik saat bertugas ke luar daerah. Bupati Nunukan, Kalimantan Utara, itu butuh usaha ekstrakeras untuk meyakinkan setiap lawan bicaranya bahwa dia seorang kepala daerah.
“Biasanya saya dikira anak kuliahan,” kata perempuan 31 tahun itu dalam acara Panggung Para Perempuan Kartini yang diselenggarakan Tempo dan Bank Indonesia di Museum Bank Indonesia, Jakarta.
Pakaian dinas pun kadang tidak cukup membantu. Misalnya saat menghadiri rapat kepala daerah di Istana Negara pada Februari lalu. Laura sudah dengan lantang menyebut dirinya sebagai Bupati Nunukan saat diperiksa Pasukan Pengamanan Presiden.
“Eh, petugas jawabnya galak, 'Iya, bupatinya mana?'” kata Laura, yang menjabat sejak Juni 2016. “Saya dikira staf bupati.”
Laura sempat tertegun. Biasanya dia tidak menemukan kendala salah identifikasi seperti itu saat berseragam. “Ternyata lencana bupati tidak terlihat karena saya memakai jilbab panjang,” ujar putri bungsu Abdul Hafid Achmad, Bupati Nunukan 2006-2011, itu.
Untungnya, saat itu Laura datang bersama beberapa bupati lain dari Kalimantan Utara. Puas tertawa, rekan-rekannya yang berusia rata-rata 50-an tahun meyakinkan petugas tersebut. Ibu tiga anak itu akhirnya melenggang sambil tersenyum.
AISHA SHAIDRA
Berita lainnya:
Malas dan Marah Itu Menular, Simak Penjelasannya
Anniesa Hasibuan Hamil 7 Bulan, Disebut Anak Mahal
Anak Muda Tak Sadar Pelupa Itu Gejala Penyakit Serius