Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Seseorang Lakukan Kebohongan di Media Sosial

image-gnews
Ilustrasi wanita memainkan atau memegang handphone atau ponsel. shutterstock.com
Ilustrasi wanita memainkan atau memegang handphone atau ponsel. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cukup mudah memahami istilah “Insta Lie”. Istilah yang mulai populer sejak tahun 2015 ini terdiri dari dua kata, yaitu "Insta" yang merupakan kependekan dari Instagram dan "lie" yang berarti bohong.

Secara sederhana, Insta lie bisa kita maknai sebagai kebohongan di Instagram. Secara lebih luas, kebohongan di media sosial. Tidak hanya dalam bentuk status yang ditulis, tapi juga foto dan video yang diunggah.  

Beberapa waktu belakangan, kesadaran orang akan fenomena Insta lie semakin meningkat. Dunia psikologi pun semakin banyak mengupas hal ini dan bahkan memberitahu kita cara mengenalinya. Hingga cukup mudah saat ini bagi kita untuk mengetahui apakah sesuatu yang ditampilkan di media sosial itu asli atau palsu, walau tetap tidak bisa benar-benar 100 persen yakin.  

Psikolog klinis dewasa Anna Margaretha Dauhan menjelaskan, terjadinya fenomena Insta lie, tidak lain karena adanya dorongan pada kebanyakan orang untuk dipersepsi positif dan diterima oleh orang lain.

“Untuk beberapa orang, kebutuhan yang mendasari juga bisa saja kebutuhan untuk diakui atau dihargai orang lain,” kata Anna.

“Dalam beberapa kasus, hal ini juga didasari oleh perasaan 'I am not good enough', sehingga perlu menampilkan hal yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya,” katanya menambahkan.

Bukan sebuah perasaan yang aneh atau salah. Dijelaskan Anna, kebutuhan mendapatkan pengakuan sebenarnya kebutuhan dasar yang sudah ada di setiap orang dan sudah ada sejak dulu kala. Hanya media dan bentuk penyalurannya saja yang berbeda-beda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada era media sosial, kemudahan orang lain memberikan tanggapan atau bereaksi dengan cepatlah yang membuat kebutuhan semacam ini sebaiknya dikendalikan, kecuali siap menjadi korban perundungan karena kepalsuannya terlihat nyata.

Walau ketika yang terjadi sebaliknya pun sama mengerikan. Saat banyak orang terpesona dengan apa yang kita unggah, salah satu tanda memberi tanda like pada setiap unggahan, akan menyebabkan candu.

“Apabila ada feedback yang didapat berupa jumlah follower atau like yang meningkat, maka hanya akan memperkuat perilaku berbohong di media sosial karena ada respons positif yang diinginkan itu,” tutur Anna.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
7 Aturan Mengemudi yang Wajib Anda Tahu!
Viral, Mahasiswi Korea Susutkan Berat Badan hingga 50 Kilogram
Gurihnya Bloody Mary Smoothies, Baik untuk Kesehatan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

3 jam lalu

BRI Cari Talenta Terbaik dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2022
Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.


Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

22 jam lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.


Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

3 hari lalu

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

3 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

5 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

6 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

6 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

9 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

10 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.