TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan pendengaran merupakan masalah kesehatan yang sangat penting dan membutuhkan perhatian khusus, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO), satu dari 1.000 kelahiran bayi di Indonesia mengalami gangguan pendengaran.
Masalah gangguan pendengaran ini sangat menganggu produktivitas dan membuat penderitanya terisolasi dari lingkungan. Pada anak-anak, dampak gangguan pendengaran dapat membatasi masa depan karena kehilangan kemampuan mendengar dan berbicara sehingga dapat mempengaruhi perkembangannya hingga dewasa.
Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Sp.THT-KL(K) mengatakan prevalensi kasus gangguan pendengaran di Indonesia sebanyak 4,6 persen dengan estimasi penderita gangguan pendengaran sebanyak 9,6 juta orang. Indonesia mempunyai kasus gangguan pendengaran yang kedua tertinggi di Asia Tenggara selepas India, yakni 630 juta penderita.
Deteksi gangguan pendengaran dini sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat dan mendapatkan solusi terbaik guna mengatasinya. Koklea merupakan organ pendengaran yang berfungsi mengirim pesan ke saraf pendengaran dan otak.
Suara ditangkap daun telinga kemudian dikirim ke tulang pendengaran dan bergerak menuju koklea. Operasi koklea atau rumah siput merupakan tindakan menanam elektroda untuk organ pendengaran yang berisi saraf-saraf pendengaran yang terletak di telinga dalam. Elektroda inilah yang yang menggantikan fungsi koklea sebagai organ pendengaran.
Operasi ini diperuntukkan bagi penderita tunarungu yang tidak tertolong dengan pemakaian alat bantu dengar biasa. Dengan demikian, implan koklea dapat memperbaiki bagian telinga bagian dalam secara maksimal sehingga memungkinkan pasien mampu mendengar dengan baik.
Staf Departemen Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) Bedah Kepala Leher RSCM - FKUI, dr. Harim Priyono, SpTHT-KL(K) menambahkan, dampak yang ditimbulkan akibat gangguan pendengaran cukup luas dan berat jika tidak ditangani dengan tepat, yaitu mengganggu perkembangan kognitif, psikologi dan sosial.
"Untuk itu, kesadaran mengenai dampak gangguan pendengaran sangatlah penting untuk terus ditingkatkan agar masyarakat di Indonesia mengetahui solusi yang tepat untuk penanganan masalah gangguan pendengaran.” ujarnya.
Lebih lanjut Harim menjelaskan, implantasi koklea telah menjadi prosedur yang sering dilakukan di Indonesia. Di RSCM Kencana, pada periode 2009 hingga 2016 telah menangani operasi implan koklea kepada 80 pasien.
Konsep layanan implantasi koklea di RSCM Kencana merupakan suatu tim dengan alur tata laksana yang melibatkan multidisiplin ilmu medis dan non-medis, diataranya spesialis neurologi anak, spesialis neurologi pasien dewasa, spesialis penyakit dalam pasien dewasa, spesialis radiologi, spesialis anestesi, spesialis tumbuh kembang anak, farmasis klinik, dan spesialis psikiatri anak atau psikolog. Selain itu, agar implantasi berjalan dengan lancar juga diperlukan penyesuaian pengaturan dan kualitas suara sebagai tindak lanjut pasca operasi. Di bulan-bulan setelah operasi implantasi, beberapa sesi penyesuaian akan diminta untuk secara bertahap meningkatkan kualitas informasi suara.
BISNIS
Artikel lain:
6 Penyebab Wanita Sulit Hamil
Ini yang Bikin Anda Tak Lagi Dihormati di Kantor
Mitos-Mitos Tentang Gigi dan Penjelasan dari Dokter