Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakai Celana Dalam Thong, Perhatikan Risiko Kesehatannya  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi jemuran celana dalam. istockphoto.com
Ilustrasi jemuran celana dalam. istockphoto.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda yang menjalankan gaya hidup sehat, selain harus berolahraga secara rutin dan menjaga pola konsumsi, harus peduli terhadap pakaian dalam yang dikenakan sehari-hari. Jangan sampai hanya memilih pakaian dalam yang sekadar nyaman atau indah, tapi membahayakan kesehatan pemakainya.

Juru bicara Rheto -produsen pakaian dalam Indonesia, Martha Silalahi, mengatakan pakaian dalam yang berkualitas penting dalam menjaga aktivitas dan mood seharian. “Pakaian dalam yang dikenakan harus sehat, bahannya nyaman dan aman untuk kesehatan reproduksi perempuan. Ukurannya juga harus pas,” kata dia, Rabu 28 Desember 2016.

Keri Peterson, dokter ahli penyakit dalam ternama di New York, mengatakan ada relevansi antara ukuran pakaian dalam yang pas dan kesehatan organ dalam. Dikutip dari Livestrong, situs penyedia informasi kesehatan, Peterson mengungkapkan berbagai penyakit yang menghantui perempuan penggemar celana dalam ketat.

Menurut dia, celana dalam berpinggang tinggi yang ketat dapat menekan perut dan menyebabkan asam refluks naik menuju kerongkongan. Hal ini dapat menimbulkan sensasi rasa panas dalam perut yang berujung pada rasa mual. Sebaliknya, sering mengenakan celana berpinggang rendah yang terlalu ketat dapat menurunkan sirkulasi darah di daerah paha atas yang mengakibatkan iritasi, kesemutan, atau mati rasa.

Selain ukuran, jenis celana dalam yang digunakan harus mendapat perhatian. Fashion blogger Nuniek Tirta Sari menuturkan perempuan memiliki banyak jenis celana dalam untuk menunjang penampilan. Tapi perempuan terkadang merasa tidak nyaman kalau pakaian dalamnya terlihat ketika menggunakan busana ketat. Sebab itu, beberapa perempuan memilih celana dalam jenis thong atau G-string.

Celana dalam jenis ini ternyata berisiko bagi kesehatan. Dikatakan Jill M. Rabin, Associate Professor di Obstetrics & Gynecology and Women’s Health di Albert Einstein College of Medicine, Amerika Serikat, ketika seseorang mengenakan thong, material kain langsung menempel pada kulit antara anus dengan organ kelamin. “Thong cenderung menggesek-gesek, menyebabkan luka pada kulit yang menjadi celah bagi masuknya mikroba,” kata dia. Selanjutnya, jika mikroba patogen sudah menginfeksi, kesehatan reproduksi perempuan menjadi taruhannya.

Salah satu alasan thong tak disarankan dikenakan dalam waktu lama adalah bahan yang digunakan. Biasanya, menurut Rabin, thong menggunakan bahan yang membuat kulit tak “bernapas”. “Serat yang breathable akan membantu kulit di sekitar organ intim tetap kering, sehingga bakteri tidak punya kesempatan berkembang,” katanya.

Rabin menyarankan perempuan mengenakan pakaian dalam yang seluruhnya terbuat dari material breathable seperti katun. “Ketika pasien mengatakan pakaian dalamnya terbuat dari katun, saya tetap skeptis. Sebab, kebanyakan hanya penampangnya yang terbuat dari katun (kapas) alami, lapisan luarnya tidak,” kata dia. Akibatnya, katun memerangkap keringat dan menyebabkan infeksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab itu, Rabin menyarankan perempuan supaya meneliti informasi yang terpasang di label pakaian dalam. Menurut Nuniek, sebisa mungkin, perempuan membeli pakaian dalam yang bahan-bahannya sudah teruji secara klinis dan aman. “Ibarat membeli aset, karena itu yang akan sering kita pakai untuk melindungi organ paling intim kita,” kata dia.

Di Indonesia, label pakaian dalam yang sudah teruji menggunakan bahan aman sangat sedikit. Salah satunya adalah Rheto yang sudah mengantongi sertifikasi Oeko-Tex dari Jerman. “Seluruhnya sudah diuji dan dijamin aman, dari benang sampai karet yang digunakan,” kata Martha. Menurut dia, label ini merupakan sebuah terobosan fashion dari Indonesia, mengingat jarang ada produsen pakaian dalam yang peka terhadap kesehatan reproduksi.

Cara merawat pakaian dalam:
- Pakaian dalam sebaiknya dicuci dengan menggunakan tangan, bukan mesin cuci.
- Rendam pakaian dalam dengan air hangat bersuhu 60 derajat.
- Gunakan detergen secukupnya, jangan berlebih. Bilas hingga betul-betul tak menyisakan detergen.
- Pakaian harus kering sempurna supaya tidak membuat kulit iritasi.
- Jangan menyetrika pakaian dalam.

Bahan yang harus dihindari:
- Nilon
- Lycra
- Acrylic
- Rayon
- Acetate dan triacetate

DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Kakak dan Adik Bertengkar Ternyata Ada Manfaatnya
Posisi Jerawat Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatanmu
3 Warna Busana Pembawa Keberuntungan Saat Wawancara

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

6 jam lalu

Model memperagakan busana saat mengikuti acara Embrance The Spirit of The Dragon Lunar Year di Sarinah Mall, Jakarta, Rabu, 31 Januari 2024. Gelaran tersebut diikuti oleh sejumlah desainer ternama seperti Amanda Hartanto, Batik Chic, Brainstones, Ciel, Ghea, Goldmart, Roemah Kebaya, hingga Tulola. TEMPO/ Febri Angga Palguna
5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.


Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Produk fesyen Mylea dari Mycotech Lab (MYCL) yang terbuat dari jamur miselium (mycelium). Dok: MYCL
Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.


Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

6 hari lalu

Ilustrasi wanita mengenakan celana jeans ketat. AP/Alastair Grant
Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.


Tampil Kasual dengan Baju Flanel

13 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee


Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

21 hari lalu

Seorang gadis dengan blus ala boho chic menghadiri Coachella Valley Music & Arts Festival 2016, di Indio, California.  Matt Cowan/Getty Images for Coachella
Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.


Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

26 hari lalu

Victoria Beckham. Instagram.com/@victoriabeckham
Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

30 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

41 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

58 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.