TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar orang di Indonesia menyukai mi instan. Selain praktis memasaknya, harganya murah meriah, sehingga dapat dijangkau semua kalangan. Tak heran bila mi instan diminati banyak orang.
Secara kesehatan, mengkonsumsi mi instan memang tidak disarankan karena kandungan zat di dalamnya. Karena itu, buat para penggemar mi instan, sebaiknya perhatikan cara penyajian yang tepat guna meminimalkan risiko atau bahayanya.
#Mi instan memang enak dan praktis sehingga banyak orang yang menyukainya. Namun banyak yang tak tahu zat kimia yang terkandung di dalam mi instan baru bisa hilang atau terurai dari tubuh selama tiga hari. Karena itu, Anda dianjurkan tak terlalu sering mengkonsumsi mi instan. Makanlah mi instan hanya sekali dalam satu minggu agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari risiko atau bahaya yang terdapat di dalamnya.
#Pastikan mi instan direbus lebih dulu agar lapisan lilin pada permukaannya hilang, kemudian air rebusan tersebut dibuang dan baru mi ditiriskan. Jika ingin berkuah, tambahkan air panas yang baru. Biasanya, cara penyajian mi instan sudah tertera jelas pada bungkusnya. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang salah dalam memasaknya.
#Sebaiknya hilangkan kebiasaan mencampur bumbu ketika mi sedang direbus karena sangat berisiko terhadap kesehatan. Walaupun tampak sepele, mencampurkan bumbu ketika sedang memasak mi pada suhu yang tinggi bisa membuat kandungan berbahaya di dalam mi semakin aktif. Untuk meminimalkan risiko yang ada, sebaiknya campurkan bumbu setelah selesai memasak.
Meski ada aturan "sehat" memasak mi instan, sebaiknya hindari mengkonsumsinya secara berlebihan dan beralih ke makanan sehat kaya nutrisi serta vitamin agar tubuh menjadi sehat.
Artikel lain:
Sulit Buang Air Besar? Tak Perlu Khawatir
Kiat Memanfaatkan Sisa Waktu Makan Siang
Alasan Perempuan Lebih Mudah Kedinginan Dibanding Pria