TEMPO.CO, Jakarta - Stres tidak hanya dialami orang dewasa, tapi juga anak-anak. Pada fase remaja, biasanya anak mudah stres atau tertekan lantaran hubungan dengan teman-teman atau orang tua, beban tugas di sekolah, banyak aktivitas yang harus dijalani, dan penyebab lainnya. Dalam menghadapi anak yang sedang stres, sebaiknya Ayah-Bunda tenang dulu.
Sebab, berdasarkan data Mad in Amerika, para psikolog menyatakan seorang anak harus melalui fase di mana ada begitu banyak tekanan yang membuatnya depresi. Ini adalah batu ujian mereka untuk mencapai kedewasaan. Tenang saja, semua akan berakhir dan hilang dengan sendirinya.
Kecemasan, depresi, stres, dan ketegangan merupakan persoalan yang umum bagi anak, tapi tidak selalu dihiraukan. Penelitian yang relevan menunjukkan bahwa anak-anak pada tahun 1990-an juga menghadapi fase depresi dan kecemasan saat mereka remaja. Namun semua berlalu sejalan dengan tingkat kematangan psikologisnya.
Menurut The National Center for Biotechnology Information (NCBI), ketika anak merasa terbebani tapi aktivitas rutin mereka tidak berhenti, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Meski begitu, orang tua juga sebaiknya terus mengawasi ketika stres ini mengganggu sikap, kegiatan, dan kegembiraan anak.
Ketika depresi mulai mengganggu, saat itu diperlukan konseling. Karena itu, dibutuhkan hubungan baik antara orang tua dan anak sehingga terjalin komunikasi dan solusi yang tepat.
PARENTHERALD | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
7 Hal ini Tak Baik Diucapkan pada Suami
8 Indikasi Anda Membutuhkan Bantuan Psikolog
Mengenal Jenis Spons, Fungsi, dan Cara Membersihkannya