TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini, diabetes melitus dan jantung koroner dikenal sebagai dua penyakit yang menelan banyak korban di Indonesia. Temuan tersebut membuat orang abai akan penyakit lain. Padahal sebenarnya ada satu lagi penyakit yang cukup mengkhawatirkan, yaitu anemia.
Kebanyakan orang Indonesia biasa menyebut anemia sebagai penyakit “kurang darah”. Namun sebenarnya anemia adalah sebuah kondisi tidak sehat, di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada batas normal berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
Perlu diketahui, ternyata 1 dari 5 penduduk Indonesia berisiko tinggi menderita anemia. Padahal anemia yang menjangkiti usia produktif akan berdampak langsung pada penurunan produktivitas sebanyak 20 persen, atau sekitar 6,5 jam kerja per pekan.
Wakil Ketua Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Yustina Anie Indriastuti menjelaskan, anemia dapat menyebabkan penderitanya lebih cepat lelah dan menurun konsentrasinya. “Karena dia kekurangan oksigen pada jaringan tubuhnya, sehingga mengurangi kemampuan beraktivitas. Produktivitas pun menurun,” kata Yustina di sela-sela seminar “Sehat tanpa Anemia untuk Indonesia yang Lebih Produktif” di Pejaten Village, Jakarta.
Dia mengungkapkan, sebagian besar kasus anemia di Indonesia dipicu oleh defisiensi zat besi. Sebab, makanan berzat besi yang dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari bahan nabati atau dedaunan hijau tua, seperti bayam, daun singkong, atau kangkung.
Padahal zat besi yang didapatkan dari bahan nabati, alias tumbuh-tumbuhan, lebih sulit diserap tubuh. Akibatnya, rata-rata penduduk Indonesia menyantap kudapan dengan kandungan zat besi yang lebih rendah daripada kebutuhan tubuh. “Kesadaran masyarakat Indonesia akan kecukupan gizi dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari kurang, terutama makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani, seperti hati, daging sapi atau kambing, unggas, dan ikan, yang lebih mudah diserap tubuh.”
Untuk mengatasi anemia, tutur Yustina, pertama-tama kenali terlebih dahulu beberapa gejalanya, seperti letih, lesu, lemah, lelah, lalai (5L), sakit kepala, pusing, mata berkunang-kunang, mudah capek, sulit konsentrasi, serta pucat. Selain itu, ketahuilah faktor-faktor yang membantu peningkatan daya serap zat besi ke dalam darah.
Beberapa makanan yang membantu penyerapan zat besi antara lain daging, ikan, unggas, dan vitamin C. Sebaliknya, yang menghambat antara lain teh, susu, kopi, kalsium, fosfor, serat, dan fitat.
Berita lainnya:
Asal-usul Jaket Bomber Jokowi
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari
Pilih Kredit yang Disertai Asuransi bila Ingin Beli Rumah